Suara.com - Alshad Ahmad belakangan kembali jadi sorotan, usai mengumumkan salah satu anak harimau yang ia miliki dan pelihara mati. Kabar itu membuat geram warganet karena ia menjadikan hewan liar dan buat sebagai peliharaan.
Warganet geram lantaran bukan hanya 1 harimau yang mati saat dirawat Alshad. Sedikitnya tujuh anak hariman yang mati setelah ia peliharan.
Semua itu terungkap saat Tuang Tiga belas, bertanya di kolom komentar Alshad Ahmad.
"Jikalau boleh bertanya, dari awal mulai memelihara harimau, sudah berapa ekor yang mati di bawah pengawasan bro Alshad?" tanya warganet itu hati-hati.
Baca Juga: 2 Kapal Centrang asal Jateng Dibakar Nelayan di Kubu Raya
"Tujuh, semua hasil breeding sendiri dari 1 indukan," ungkap Alshad Ahmad membalas komentar tersebut.
Tapi, apa itu breeding yang dimaksud oleh Alshad Ahmad?
Breeding yang dimaksud Alshad Ahmad ialah animal breeding. Sementara itu, seperti dikutip dari European Forum of Farm Animal Breeders, Animal Breeding dapat dijelaskan sebagai persilangan selektif hewan peliharaan yang memiliki kualitas yang diinginkan sehingga menghasilkan keturunan yang lebih baik.
'Kualitas' di sini diterjemahkan sebagai nilai pemuliaan untuk sejumlah sifat yang menarik. Beberapa contoh dapat berupa, produksi dan kualitas susu dan daging, serta ketahanan terhadap penyakit, kekokohan, kesuburan, umur panjang dan pengurangan dampak terhadap lingkungan.
Banyak yang menganggap bahwa breeding pada hewan buas seperti harimau bukan hanya berbahaya, tapi juga tidak etis. Dalam sebuah tulisan, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) memberikan beberapa contoh kelainan genetik pada hewan hasil breeding.
Baca Juga: 5 Kabar Isu Perselingkuhan yang Pernah Menerpa Keluarga Raffi Ahmad, Selalu Jadi Trending di Twitter
Salah satunya ialah Kenny, seekor harimau putih yang dibesarkan di penangkaran oleh orang tuanya yang merupakan kakak beradik. Ia lahir dengan celah langit-langit dan mata juling dan mati pada setengah dari harapan hidup harimau tawanan.
Dia adalah salah satu dari banyak korban dari orang-orang yang membiakkan hibrida harimau dan singa seperti harimau putih, liger, tigon, dan liliger. Hewan-hewan yang tidak wajar ini sering menderita masalah kesehatan yang melemahkan, mengembangkan penyakit dan mengalami cedera lebih sering daripada kucing besar lainnya, dan mati sebelum waktunya.
Tingkat kematian neonatal harimau putih dilaporkan melebihi 80 persen. Dan mereka berisiko tinggi mengalami kelainan bentuk wajah, gangguan persepsi kedalaman, degenerasi retina, struktur kranial abnormal, katarak, langit-langit mulut sumbing, gangguan mental, masalah ginjal, cacat jantung, penyakit Parkinson, skoliosis, dan masalah tulang belakang lainnya.