Suara.com - Gelaran Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) menampilkan berbagai pertunjukkan luar biasa dan kreatif. Dalam gelaran ini, tidak hanya para desainer dari Indonesia yang ikut andil, tetapi dari luar negeri.
Dengan hasil kolaborasi dari JF3, LAKON Indonesia, dan Kedutaan Besar Prancis melalui Institut Francais d’Indonesie (IFI), terdapat pertunjukkan PINTU Incubator. Pertunjukan ini menampilkan koleksi dari beberapa mentor yang berasal dari Prancis.
Founder of LAKON Indonesia sekaligus inisiator PINTU Incubator, Thresia Mareta mengatakan, program satu ini menjadi peluang untuk Indonesia ke depannya. Bagi Theresia, program ini mendorong Indonesia menjadi bagian dari ekosistem global.
“Melalui kolaborasi ini, kita akan memiliki kesempatan menjalin kerjasama untuk mendorong Indonesia menjadi bagian dari ekosistem global sehingga dapat membuka peluang yang lebih besar bagi banyak pelaku secara luas.” dalam dalam konferensi pers JF3, Senin (24/7/2023).
Baca Juga: Manfaatkan Sedotan Hingga Kain Perca, Bubah Alfian Kolaborasi Buat Pertunjukan Fashion Berkelanjutan
Sementara itu, Chairman JF3, Soegianto Nagaria menjelaskan, PINTU incubator ini juga membantu untuk memberdayakan UMKM untuk pengembangan bisnis dan kreatif. Dengan demikian, para UMKM dapat belajar untuk bisa lebih berkembang dan memperluas wawasan akan pasar mode global.
Di sisi lain, adanya program ini juga membantu untuk mengenalkan sekaligus mempromosikan karya-karya UMKM kepada para pelaku mode dari Prancis.
“Program ini berfokus pada pengembangan bisnis dan kreatif muda Indonesia. Dengan ini, brand lokal Indonesia akan memiliki kesempatan memperluas wawasan akan pasar mode global, dan pada saat yang bersamaan, kita bisa saling mempromosikan karya dan sekaligus memperkenalkan pengrajin, pelaku UMKM mode Indonesia kepada para pelaku mode dari Prancis,” jelas Soegianto.
Sementara pada pertunjukkan, terdapat 7 desainer asal Prancis yang menunjukkan berbagai koleksi dengan tema yang berbeda-beda. Beberapa desainer tersebut di antaranya sebagai berikut.
- Alphonse Maitrepierre, mempresentasikan koleksi ‘The Maitrepierre’ Autumn-Winter 2023/2024. Koleksinya ini bertemakan hubungan antara manusia dan alam yang terinspirasi oleh kepercayaan Shinto yang disebut 'Shishi-Gami'. Koleksi yang dibawakannya dibuat menggunakan bahan sisa yang membuatnya menjadi koleksi ramah lingkungan.
- Joshua Cannone, mempresentasikan koleksi 'iniquological'. Koleksinya ini menggabungkan daur ulang dengan kerajinan tangan menggunakan kain dari Nona Source (sebuah platform yang mengumpulkan dan menjual sisa stok kain dari LVMH Group).
- Martial Charasse, mempresentasikan koleksi ‘Martial’ pada tahun 2022. Koleksinya ini terinspirasi oleh mode tahun 1960-an dan masa kecilnya di pedesaan.
- Lucie Brochard, mempresentasikan koleksi bertema ‘World Cruise’ yang terinspirasi dari pantai Mediterania dengan menampilkan palet warna yang salah satunya terinspirasi dari laut dalam, seperti biru laut hingga khaki.
- Jonathan Canuti, mempresentasikan tema ‘Stems’ yang terinspirasi dari ekonomi kapitalis yang diperoleh dari pengalamannya.
- Mossi Traore mempresentasikan tema ‘Mossi X Indonesia’. Sebuah koleksi yang terinspirasi dari keragaman budaya. Mossi menggunakan teknik draping, cutting, maupun asimetri dengan tetap memperhatikan kualitas bahan yang digunakan.
- Juliette Pasquier, mempresentasikan tema ‘8:15AM’ yang bercerita tentang perasaan kehilangan serta upaya untuk mempertahankan kenangan berharga dengan ayahnya di pagi hari.
Baca Juga: Fuji Lenggak-lenggok di Catwalk JF3 Fashion Festival, Warganet: Mayang Bisa Enggak?