Matty Healy Vokalis The 1975 Bikin Heboh Ciuman dengan Rekan Band Saat Tampil di Malaysia, Simak Sejarah Singkat LGBT

Senin, 24 Juli 2023 | 09:10 WIB
Matty Healy Vokalis The 1975 Bikin Heboh Ciuman dengan Rekan Band Saat Tampil di Malaysia, Simak Sejarah Singkat LGBT
Profil Matty Healy (Instagram/@mattyugh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Band The 1975 tuai kontroversi saat sedang tampil di Malaysia. Penampilannya itu mendapat banyak kritikan usai sang vokalis, Matty Healy mengkritik kebijakan pemerintah serta secara blak-blakan mendukung komunitas LGBT.

"Aku tidak melihat poin dari mengundang The 1975 ke suatu negara dan kemudian mengatur kami (soal) dengan siapa kami bisa berhubungan seks," kata Matty Healy lantang dalam video yang diunggah akun Tiktok @suejean, Sabtu (22/7/2023)..

Tidak hanya itu, Matty Healy juga mengaku kalau dirinya tidak bermaksud menyinggung agama. Namun, menurutnya aturan yang berlaku oleh pemerintah tersebut adalah hal parah.

"Saya minta maaf jika menyinggung agama kalian, tapi pemerintah kalian payah. Aku sangat marah, dan ini tak adil bagi kalian (penonton) karena kalian tidak mewakili pemerintah. Karena kalian anak muda dan aku yakin banyak gay di antara kalian yang keren," sambungnya.

Baca Juga: Kecewa The 1975 Batal Manggung di We The Fest Hari Ini, Putri Anne Salahkan Matty Healy

Vokalis band The 1975, Matty Healy. [WireImage/Mark Marsland]
Vokalis band The 1975, Matty Healy. [WireImage/Mark Marsland]

Setelah itu, band The 1975 langsung diminta turun dan meninggalkan panggung lebih awal. Hal ini karena band tersebut tidak menghormati dan mematuhi aturan yang telah diberlakukan.

"Baiklah, kami harus pergi. Kami baru saja dilarang dari Kuala Lumpur. Sampai ketemu lagi," pungkas Matty Healy saat turun.

Bagi sebagian negara termasuk Malaysia hingga Indonesia memang tidak terbuka pada hal-hal yang berkaitan dengan LGBT. Bahkan, tidak hanya di Asia, di sebagian negara barat juga banyak yang belum melegalkan masalah LGBT tersebut. Lantas sebenarnya apa sih LGBT dan darimana awal mula terbentuknya komunitas ini?

LGBT sendiri merupakan sebuah yang menyoroti gerakan yang menyoroti seksualitas seseorang seperti gay, lesbian, biseksual, transgender, hingga lainnya. Hal ini menyoroti kelompok orang yang memiliki orientasi seksual beragam gendernya.

Sejarah Singkat Gerakan LBGT

Baca Juga: 5 Kontroversi Matty Healy: Tempelkan Alat Vital ke Kamera sampai Ciuman Sesama Jenis

Melansir Medium, Sejarawan dan Penulis, Jeffry L. Lovannone menuliskan, istilah ‘homoseksual’ pertama diciptakan pada 1869 oleh dokter asal Hungaria, Karoly Maria Benkert. Untuk kata ‘gay’ sendiri muncul pada awal abad ke-20, khususnya pada 1960-an.

Penggunaan istilah gay ini akhirnya juga lebih sering digunakan karena dianggap tidak memalukan atau adanya masalah seksual. Namun, awalnya gay ini bukan hanya fokus pada pra yang menyukai sesama jenis. Gay dahulu lebih dijelaskan kepada keseluruhan LGBT.

Hingga pada 1970-an, aktivis Sylvia Rivera dan Marsha P. Johnson memakai sebutan “gay right” dan “gay power”. Hal ini mulai aktif gerakan untuk mereka yang tergolong sebagai komunitas LGBT.

Di samping itu, kata lesbi sendiri berasa dari Yunani yaitu “lesbos”. Kata tersebut berarti hubungan cinta erotis dan ketertarikan sesama perempuan. Penggunaan lesbian sering dibedakan dari wanita straight yang menggaungkan feminis serta mereka yang memakai istilah gay.

Untuk istilah transgender, pertama dipopulerkan oleh aktivis Kate Bornstein, Holly Boswell, Leslie Feinberg, dan Riki Wilchins. Penggunaan istilah ini dibuat untuk orang yang merasa tidak cocok dengan jenis kelamin bawaan sejak lahir. Oleh sebab itu, transgender dibuat untuk orang yang ingin mengubah alat kelaminnya.

Gerakan LGBT juga mulai disorot pada 1990. Gerakan ini menyoroti seksualita orang-orang secara luas, baik mereka lurus (straight), lesbian, gay, biseksual,maupun transgender. Bahkan, saat ini istilah ketertarikan seksual seseorang juga semakin beragam seperti panseksual, aseksual, intersex, dan lain sebagainya.

Tujuan adanya gerakan LGBT agar mereka yang termasuk komunitas tersebut mendapatkan hak di publik. Beberapa komunitas melakukan demonstrasi agar kebijakan mengenai kaum LGBT bisa dilegalkan.

Saat ini sudah ada beberapa negara yang melegalkan LGBT. Namun, masih banyak negara yang menyetujui aturan LGBT, termasuk Malaysia. Oleh sebab itu, hal yang dilakukan Matty Healy adalah larangan karena tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI