Suara.com - Meylisa Zaara cerita ditolak suaminya, Rizka Khoirul Atok ikut umroh. Belakangan baru diketahui, Atok pergi dengan teman lelaki tersebut merupakan selingkuhannya. Hasilnya, muncul isu keduanya berbuat maksiat di Tanah Suci Mekkah.
Pernyataan ini diungkap langsung Meylisa Zaara saat berdiskusi dengan Ashanti di kanal YouTube, dilihat suara.com, Sabtu (22/7/2023). Selebgram itu bercerita jika dirinya tidak diizinkan Atok ikut umroh setelah menikah.
Padahal jika terkait soal uang, Meylisa tidak ingin membebani suaminya dengan mengeluarkan budgetnya sendiri. Tapi sayangnya, Atok malah berkata kuota umroh yang diikutinya sudah habis.
"Terus dia bilang kuotanya udah habis. Terus aku juga nggak ngeh sama sekali bun, terus mereka berdua sekamar kayak di hotel yang bagus itu bintang 5. Selama umroh juga aku kayak jauh dari dia, dia jarang ngehubungin aku," jelas Meylisa.
Baca Juga: Sayang-Sayangan dengan Teman Pria, Atok Suami Meylisa Zaara: Saya Rasa Itu Wajar
Mendengar pengakuan ini netizen menyayangkan Atok berpergian dengan teman lelakinya, yang diduga terkait dengan hubungan romantis dan bepergian ke Tanah Suci, Mekkah.
"Berani-beraninya ke Tanah Suci sama pasangan gitu ya, makanya sepulangnya langsung kebongkar aibnya," komentar @_1223mbi.
"Astagfirullahzk, kenapa manusia begini nggak ada takut-takutnya. Bisa-bisanya ngelakuin hal menyimpang di Tanah Suci," sambung @zahrah_k.z.
Melansir situs Badan Pengelola Keuangan Haji menyebutkan Mekkah adalah kota yang penuh berkah. Selain sebagai kota kelahiran Nabi Muhammad SAW, terdapat juga Ka'bah dan Masjidil Haram yang merupakan arah kiblat umat islam.
Mekkah sebagai kota suci juga disebutkan dalam alquran, Surat Ali Imran ayat 96:
Baca Juga: Bantah Gay, Rizka Atok Suami Meylisa Zaara Akui Sering Panggil Sayang ke Teman Cowok
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia,".
Inilah sebabnya orang yang beribadah di Tanah Suci Mekkah akan mendapat pahala berkali-kali lipat, begitu juga dengan perbuatan maksiat akan mendapat balasan di salah satu kota Arab Saudi itu.
Balasan perbuatan maksiat ini juga pernah dijelaskan Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, bahwa perbuatan dosa sangat dilarang keras dilakukan di Mekkah karena pelakunya mudah mendapatkan murka Allah.
Ini sesuai tulisan Mahbub Ma’afi Ramdlan yang dimuat di kanal Bathsul Masail Nu Online, yang menyebutkan ulama lebih pilih pendapat adanya pelipatgandaan balasan kejelekan yang dilakukan di Mekkah. Ini karana mengagungkan kedudukan Tanah Suci Mekkah yang memiliki kelebihan di banding tempat lain.