Suara.com - Baru-baru ini tengah ramai kisah Doni Amansa yang namanya tiba-tiba diganti setelah terpilih sebagai pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) tingkat nasional. Dikatakan, Doni Amansa telah dinyatakan lolos sebelumnya. Namun, namanya tiba-tiba diganti dengan sosok lain.
Dalam video yang diunggah kembali akun Instagram @nenkintainment, Doni Amansa bercerita, kala itu semua peserta dikumpulkan di dalam satu ruangan. Namanya kala itu disebut sebagai sosok yang lolos dan akan berangkat ke Jakarta. Sementara ada dua orang terpilih sebagai cadangan.
“Pengumumnya kemarin dikumpulkan di ruangan semuanya, yang penting yang disebut nama itu saya, Doni Amansa untuk nasional, yang duanya lagi cadangan,” jelas Doni Amansa dalam video yang diunggah, Senin (17/7/2023A).
Sementara itu, remaja asal Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara ini juga telah menjalani tes hingga pembekalan untuk berangkat ke Jakarta. Akan tetapi, setelah pulang ke rumah, saat melihat berita justru sosok Wiradinata Setya Persada yang terpilih.
“Setelah itu berhari-hari tes kesehatan, terus pembekalan. Dari pembekalan itu saya pulang ke rumah, itu mendengar berita kalau bukan saya yang berangkat, tapi Wira yang berangkat,” sambungnya.
Hingga saat ini, Doni Amansa sendiri belum mendapat penjelasan mengapa bukan dirinya yang berangkat. Padahal, tanggal 15 Juli kemarin seharusnya para peserta sudah berangkat ke Jakarta.
“Dari panitia belum dikasih penjelasan sampai sekarang, rencananya berangkat tanggal 15, karena tanggal 17 sudah registrasi di Jakarta,” jelas Doni Amansa.
Ia juga mengaku kecewa, hal ini karena menjadi Paskibraka itu merupakan mimpi orang tuanya. Doni Amansa berharap, ia bisa mendapatkan yang lebih baik ke depannya.
“Perasaan saya kecewa, tidak bisa melanjutkan apa yang dicita-citakan orang tua. Tapi, saya berdoa semoga bisa melakukan yang lebih baik ke depan,” jelasnya.
Cerita Doni Amansa itu langsung viral dan menuai perhatian warganet. Beberapa warganet mengatakan, hal ini terus terulang kembali setiap tahunnya. Warganet juga menuduh kalau mereka yang lolos diduga telah membayar pihak penyeleksi.
“Saatnya nyanyi ‘Dan terjadi lagi, kisah lama yang terulang kembali,” tulis salah seorang warganet.
“Nagapain diadain seleksi, tinggal pilih aja noh anak-anak berduit atau orang tuanya berpengaruh,” komentar akun lainnya.
“Terus aja yang berduit selalu didahulukan, kasian Doni” sahut warganet lainnya.
“Kenapa setiap tahun selalu ada seperti ini? Kenapa gak dijadiin pelajaran dari tahun-tahun yang lalu,” komentar warganet lain.