Suara.com - Melanie Subono ngaku sempat bertengkar dengan Baim Wong, terkait video prank Paula Verhoeven mengaku jadi korban KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) lalu datang ke kantor polisi.
Musisi yang juga cucu Presiden B.J Habibie itu mengungkap, karena merasa dekat dengan Paula dan Baim, Melanie langsung bertanya alasan keduanya membuat konten tersebut. Ia mendapat bantahan konten bukan ditujukan untuk menyinggung korban KDRT atau pelecehan seksual.
"Aku sempat berantem sama Baim Wong, pada saat Baim membuat tayangan podcast-nya dia yang soal sok-sok ngelapor itu, dan ternyata melaporkan ke polisi soal kekerasan seksual (KDRT)," ujar Melanie dalam acara diskusi Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) di RRI, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023)
"Karena aku deket sama dia, Baim dan Paula aku ngobrol. Kenapa sih bikin begini? Dia (Baim) bilang: Iya mel, masalahnya yang ingin gue sindir bukan mempermalukan korban kekerasan seksual, tapi sebenarnya waktu itu gue mau nyindir polisi," lanjut Melanie.
Baca Juga: Detik-detik Suami Aniaya Istri hingga Babak Belur, Dipiting hingga Diseret
Diskusi Melanie berlanjut bersama Baim dan Paula di Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, dan mendapati data persentase bahwa memang sebagian besar kasus kekerasan seksual atau KDRT sudah diproses oleh aparat kepolisian. Tapi sayangnya, polisi kerap ogah menanggapi karena saat kasus sudah bergulir dan dilakukan penyelidikan, pelaporan malah ditarik kembali oleh korban atau keluarga korban.
"Ada presentase bahwa memang hampir sebagian besar, aku lupa berapa persen, tapi memang polisi tidak mau menanggapi kekerasan seksual, karena umumnya pada saat mereka sudah berproses panjang lebar, ditarik oleh siapa, keluarga, bapaknya, ibunya, kakak ipar suaminya dan sebagainya," jelas Melanie.
Dari fenomena ini lantas Musisi Rock and Roll itu mendapati kenyataan bahwa, peran keluarga sebagai pendukung bagi korban amatlah dibutuhkan. Termasuk keluarga korban tidak boleh malu dan merasa bersalah terhadap apa yang menimpa keluarganya.
"Ini karena yang salah bukanlah anak korban atau keluarga korban, tapi anak pelaku atau keluarga pelaku yang salah," terang Melanie.
Sehingga ia berharap, keluarga korban harus mendukung dan jangan sampai menyudutkan, saat anggota keluarganya mengalami tindakan kekerasan seksual atau KDRT.
Baca Juga: Heboh, Istri di Tangsel Lagi Hamil Babak Belur Jadi Korban KDRT Suaminya
"Di sana aku mengerti keluarga perannya penting banget, keluarga masih menganggap itu hal memalukan. Banyak anak berani speak up, tapi bapaknya akan bilang malu kalau teman-teman papa tahu, teman-teman arisan tahu," pungkas Melanie.