Suara.com - Baru-baru ini viral sebuah unggahan di Twitter yang menyebut Lulu Tobing kini menjalani hidup slow living. Twit itu pertama kali diunggah oleh @RyuDeka.
"Lulu Tobing adalah wakil dari kami para penganut indahnya ‘Slow Living’ yang tidak punya ambisi berlebih dalam hidup," ujar dia dalam Twitter miliknya.
Dalam video itu ia mengunggah percakapan Lulu Tobing dengan Melaney Ricardo.
"Gue gak ada kerjaan ya gue nikmatin kerjaan gue yang sekarang ini. Gue gak jadi sirik sama orang yang dipuja puja. Gue benar benar hidup gue slow banget, gue gak kompetitif , gue gak ambisius, gue slow, slow banget," ujar Lulu Tobing.
Baca Juga: Waduh, Ini Alasannya Adhisty Zara Mau Jalani Peran Hamil Di Luar Nikah!
Tapi, apa itu slow living yang dimaksud?
Slow living adalah pola pikir di mana seorang menyusun gaya hidup yang lebih bermakna dan sadar yang sejalan dengan apa yang paling Anda hargai dalam hidup. Demikian seperti dikutip dari situs slow living ldn.
Slow living juga berart melakukan segalanya dengan kecepatan yang tepat. Alih-alih berusaha melakukan sesuatu dengan lebih cepat, gerakan lambat berfokus pada melakukan sesuatu dengan lebih baik. Seringkali, itu berarti memperlambat, melakukan lebih sedikit, dan memprioritaskan menghabiskan jumlah waktu yang tepat untuk hal-hal yang paling penting bagi kamu.
Sejarah slow living
Slow living adalah bagian dari gerakan lambat yang lebih luas yang dimulai pada 1980-an di Italia. Menghadapi pembukaan McDonald's di jantung kota Roma, Carlo Petrini dan sekelompok aktivis membentuk Slow Food, sebuah gerakan yang mempertahankan tradisi makanan daerah.
Baca Juga: 7 Potret Dulu dan Sekarang Pemain Sinetron Tersanjung, Paras Mega Utami Bikin Pangling
Gerakan slow food kini memiliki pendukung di lebih dari 150 negara dan terus melindungi tradisi gastronomi, mempromosikan upah yang adil bagi produsen, mendorong kenikmatan makanan berkualitas baik, dan terlibat dalam aktivitas seputar keberlanjutan.
Carl Honoré, salah satu penulis dan pembicara paling terkenal tentang gerakan lambat, membantu membawa konsep hidup lambat ke arus utama pada tahun 2004 dengan menerbitkan bukunya In Praise of Slowness. Honoré mengeksplorasi bagaimana Slow Food memicu gerakan hidup lambat yang lebih luas dengan 'lambat' sekarang diterapkan ke area kehidupan lain yang telah mengalami percepatan besar, termasuk pekerjaan, mengasuh anak, dan rekreasi.
Sejak penerbitan buku, kecepatan hidup kita terus meningkat, begitu pula kesadaran akan gerakan hidup yang lambat. Saat ini, perjalanan yang lambat, mode yang lambat, kebugaran yang lambat, berkebun yang lambat, interior yang lambat, desain yang lambat, pemikiran yang lambat, berita yang lambat, dan kerja yang lambat adalah contoh cabang lebih lanjut dari gerakan hidup yang lambat. Semakin banyak orang mengakui bahwa lebih cepat tidak selalu lebih baik.