Heboh Publik Figur Selingkuh, Begini Cara Cegah Pasangan Mendua

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Minggu, 16 Juli 2023 | 11:41 WIB
Heboh  Publik Figur Selingkuh, Begini Cara Cegah Pasangan Mendua
ilustrasi selingkuh online (Pexels.com/RODNAE Productions)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam beberapa waktu belakangan ramai para pesohor yang diduga selingkuh dari pasangan. Merespon hal tersebut, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, dokter Nindya Nisita Sp. KJ., dari Siloam Hospitals Mampang dalam keterangannya mengatakan bahwa peran dan hubungan saling mengerti di antara pasangan dan juga pengenalan karakter menjadi kata kunci untuk meningkatkan kesadaran setiap pasangan.

Hal ini penting untuk mencegah timbulnya perselingkuhan. Ia mengatakan membangun kepercayaan dapat dimulai dari menanamkan rasa kepercayaan kepada diri sendiri terlebih dahulu.

Percaya diri sendiri adalah ‘fondasi'. Jika fondasi sudah kokoh, kita akan lebih mudah membangun kepercayaan kepada pasangan dan lingkungannya diatasnya.

Ilustrasi selingkuh (Pexels/Asad Maldives)
Ilustrasi selingkuh (Pexels/Asad Maldives)

Tiap individu memiliki ‘komponen’ kepercayaan yang berbeda, sehingga perlu dikomunikasikan terlebih dahulu kepada pasangan komponen-komponen kepercayaan apa saja yang ada dalam diri masing-masing, agar keduanya dapat sama-sama membangun kepercayaan yang sinergis.

Baca Juga: Selebgram Meylisa Zaara Ungkap Kejanggalan Urusan Ranjang Bersama Suami, sebelum Diselingkuhi dengan Lelaki

Membangun kepercayaan butuh waktu, butuh kerja sama dan kerja keras. Hal yang utama adalah komunikasi. Tidak hanya berkomunikasi dengan kata-kata, melainkan komunikasi dengan perilaku.

“Action express priorities”yang artinya perilaku lebih mencerminkan prioritas kita dibandingkan dengan perkataan kita. Dalam membangun kepercayaan, perilaku menunjukkan rasa sayang dan kepedulian akan lebih bermakna dibandingkan perkataan saja.

Pencegahan Secara Konsisten

Pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan mental yang berbeda-beda. Bisa jadi kebutuhan mental dari satu individu jauh berbeda dengan pasangannya. Ada yang kebutuhan afeksinya besar, ada kebutuhan untuk diapresiasinya besar, dan lainnya.

"Secara ideal, kita harus memahami terlebih dahulu akan kebutuhan mental dengan ‘mindful’, yakni menyadari penuh pikiran, perasaan dan perilaku kita sendiri. Setelah personal diri kita mampu secara 'mindful' terhadap kebutuhan mental kita, akan lebih mudah kita memahami kebutuhan mental pasangan", tutur Dokter spesialis kejiwaan Nindya Nisita dari Siloam Hospitals Mampang.

Baca Juga: Disebut Disatukan Karena Kesabaran Jeje Govinda Nagita Slavina Satu Tim, Banjir Cibiran Netizen: Skandal = Cuan

Bila ada kebutuhan mental yang tidak bisa dipenuhi pasangan, idealnya kita mengolah dengan cara yang adaptif (tidak merugikan diri sendiri dan tidak merugikan pasangan). Namun sayangnya banyak orang mengolah hal tersebut dengan cara maladaptif yaitu berselingkuh.

"Bila berhadapan dengan konflik, konsep menerima dan mengalah perlu dilakukan secara bijak yang merupakan titik tengah antara ‘rational mind’ dan ‘emotional mind’ dalam pikiran setiap manusia", pungkas dr. Nindya Nisita Sp.KJ, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa di Siloam Hospital Mampang, Jakarta Selatan menutup sesi edukasinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI