Suara.com - Malam 1 Suro dikenal sebagai malam yang sakral dan mistis bagi sebagian masyarakat, khususnya di pulau Jawa. Penyebutan Suro ini berasal dari kalender jawa yang memiliki arti sama dengan bulan Muharram.
Konon, di beberapa masyarakat sendiri memiliki kepercayaan serta hal-hal mistis mengenai Malam 1 Suro. Pada malam ini juga dikatakan banyak ritual dan tradisi yang dilakukan bagi masyarakat Jawa.
Tidak hanya itu, pada Malam 1 Suro juga terdapat banyak larangan seperti menikah, berbicara atau membuat bising, membangun rumah, pergi ke luar, atau bahkan acara-acara lainnya. Dikatakan, jika mereka melanggar pantangan ini bisa memberikan bencana.
Lebih parahnya, bahkan beberapa larangan juga akan berlangsung lama selama masih bulan Suro. Jika orang melanggarnya, akan memberikan kesialan pada orang tersebut nantinya.
Baca Juga: Kapan Malam 1 Suro 2023? Simak Jadwal dan Tradisi-tradisinya
Sementara itu, berbeda dengan tradisi yang menyebut Malam 1 Suro ada banyak pantangan serta bisa memberikan kesialan, dalam Islam justru memandang lain terhadap bulan Muharram. Justru dalam Islam Muharram adalah bulan yang penuh keberkahan.
Melansir Muslim, Allah SWT telah menjelaskan kalau bulan-bulan yang diciptakan untuk hal yang baik. Oleh sebab itu, tidak ada bulan yang memberikan kesialan kecuali orang tersebut menyiksa dirinya sendiri.
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 36).
Bahkan, dalam Islam Muharram ini juga dinilai sebagai bulan istimewa selain Ramadhan. Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan kalau Allah SWT memberikan kemuliaan dan kecintaan kepada hamba-Nya.
“Hasan al-Bashri berkata, “Sesungguhnya Allah membuka awal tahun dengan bulan harom, dan menutup akhir tahun dengan bulan harom pula. Tidak ada bulan yang lebih agung di sisi Allah setelah Ramadhan dibandingkan bulan Muharram” (Lathoiful Ma’arif, Ibnu Rajab hal.79).
Baca Juga: Jangan Dilewatkan! Ini 5 Amalan Terbaik Satu Suro untuk Dapatkan Pahala Berlimpah
Al-Hafizh Ibnu Rajab mengatakan, “Nabi memberi nama Muharram dengan Syahrullah. Penyandaran bulan ini kepada Allah menunjukkan kemuliaan dan keutamaannya. Karena Allah tidak akan menyandarkan sesuatu kepada dirinya kecuali pada makhluknya yang khusus” (Lathoiful Ma’arif, hal.81).
Oleh sebab itu, masyarakat yang percaya dengan pada kesialan pada Malam 1 Suro ini termasuk tindakan syirik. Hal tersebut adalah termasuk dosa besar karena percaya pada hal lain selain Allah SWT.