Sindrom Klingsor pertama kali dicatat dalam literatur medis pada 1990-an dan sejak itu jarang didokumentasikan, dengan kurang dari 30 laporan resmi.
Pasien yang melakukan tindakan seperti itu biasanya menderita gangguan kejiwaan, halusinasi atau penyalahgunaan narkoba.
Dokter dapat memasang kembali Mr P jika potomgannya disimpan dengan baik, disambungkan lebih awal dan lukanya tidak terlalu terkontaminasi atau robek.
Orang yang telah berhasil menjalani operasi pemasangan kembali dapat buang air kecil secara normal dan bahkan dapat mencapai ereksi setelahnya, dalam beberapa kasus.
Tanggal kejadian sendiei tidak diungkapkan dalam laporan tersebut. Dokter juga tidak mengungkapkan berapa banyak darah yang hilang dari pria itu, atau bagaimana pria tersebut menghentikan pendarahan.