Suara.com - Kehilangan penis atai Mr P adalah kejadian tragis yang bisa dialami seorang pria. Hal ini bahkan bisa menyebabkan kematian, hingga hidup tanpa memiliki alat kelamin.
Inilah yang dialami oleh seorang pria di India, di mana ia nekat memotong Mr P nya sendiri menggunakan pisau dapur, kemudian membuangnya ke toilet. Kisah ini dibagikan dalam sebuah jurnal medis ahli bedah India.
Seperti dilansir Daily Mail, rupanya pria tersebut menderita gangguan mental skizofrenia dan berhenti meminum obatnya. Parahnya lagi, pria berusia 51 tahu itu tidak datang ke rumah sakit sampai 16 jam setelah dirinya mengamputasi Mr P nya sendiri.
Petugas medis mengatakan pria asal Pune itu tidak memiliki niat bunuh diri. Namun, dia mengaitkan tindakannya dengan suara-suara di kepalanya yang menyuruhnya untuk memotong Mr P nya atau jika tidak dia akan menghadapi konsekuensi yang mengerikan.
Baca Juga: Salah Operasi Implan Mr P, Alat Kelamin Pria Ini Bengkok Kaya Gagang Sapu
Menulis di Open Journal of Clinical and Medical Case Reports, dokter di Bharati Vidyapeeth Medical College di Pune mengatakan jika kulit skrotum milik pria itu copot dari akar penis.
Petugas medis segera membawa pria itu ke ruang operasi untuk membersihkan lukanya. Dia juga diberi anestesi umum sehingga ahli bedah dapat mengoperasi Mr P nya.
Setelah tujuh hari di rumah sakit, pria itu dipulangkan. Pemeriksaan 20 hari setelah operasi mengungkapkan Mr ap pria itu bisa sembuh dengan baik. Pria itu melaporkan tidak ada komplikasi lain dan bisa buang air kecil.
Pemotongan Penis Menurut Medis
Menulis di jurnal, mereka menyatakan amputasi penis yang dilakukan sendiri - juga dikenal sebagai sindrom Klingsor - adalah bentuk langka dari menyakiti diri sendiri secara fisik yang berasal dari anomali psikologis.
"Ini tidak hanya muncul sebagai keadaan darurat bedah tetapi juga berpotensi memperburuk tekanan psikologis pasien dan tantangan perawatan diri," tulis laporan.
Sindrom Klingsor pertama kali dicatat dalam literatur medis pada 1990-an dan sejak itu jarang didokumentasikan, dengan kurang dari 30 laporan resmi.
Pasien yang melakukan tindakan seperti itu biasanya menderita gangguan kejiwaan, halusinasi atau penyalahgunaan narkoba.
Dokter dapat memasang kembali Mr P jika potomgannya disimpan dengan baik, disambungkan lebih awal dan lukanya tidak terlalu terkontaminasi atau robek.
Orang yang telah berhasil menjalani operasi pemasangan kembali dapat buang air kecil secara normal dan bahkan dapat mencapai ereksi setelahnya, dalam beberapa kasus.
Tanggal kejadian sendiei tidak diungkapkan dalam laporan tersebut. Dokter juga tidak mengungkapkan berapa banyak darah yang hilang dari pria itu, atau bagaimana pria tersebut menghentikan pendarahan.