Suara.com - Saat sakit atau lukanya diobati, terkadang anak memiliki ketakutan tersendiri. Terlebih jika orangtua yang menanganinya juga merasa panik. Terkait hal ini, psikolog yang juga merupakan adik dari Nagita Slavina, Caca Tengker memberikan tips yang bisa diikuti.
Pertama kata dia, sebelum menenangkan anak, orangtua harus menunjukkan gerak gerik tidak panik terlebih dahulu. Setelah itu, bujuk anak agar mereka mau untuk diobati.
"Sebentar kok sakitnya, nanti sudah ditutup sudah enggak sakit lagi'. Jadi biarin dia juga ngerasain sendiri. Takut di anak itu wajar kok. Kalau anak enggak takut, kita yang lebih takut lho," kata Caca Tengker dalam "Press Conference Be The Unstoppable Family with Betadine!" di Jakarta, Selasa (11/7/2023).
Menurut wanita yang dikenal sebagai selebgram ini, jika anak menangis, jangan melarangnya dan memintanya untuk berhenti. Hal tersebut adalah sesuatu yang wajar.
Baca Juga: 5 Tips Cerdas Membeli Barang Preloved Branded, Hindari Penipuan
"Jadi kalau dia takut bukan berarti 'ssst diam kamu enggak boleh nangis!', namanya sakit, anak takut, wajar," ucap Caca Tengker.
Lebih baik lagi, kata Caca, jika orangtua dan anak berlatih menghadapi luka supaya kita lebih siap, begitupun anak. Misalnya dengan role play. Ajak anak mengobati bonekanya, seolah anaklah yang sedang menjadi ibu, dan bonekanya menjadi anak.
Dengan begini, ketika anak terluka, dia sudah tau apa yang harus dilakulannya seperti apa yang dilakukannya dengan boneka kesayangannya.
Dalam kesempatan yang sama, pakar kesehatan dr. Gia Pratama mengatakan, peran keluarga sangat penting dalam membentuk lingkungan keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan pengertian.
Keluarga merupakan lingkungan paparan pertama dan tersering bagi anak-anak. Pembentukan karakter dan proses tumbuh kembang pertama kali juga dimulai dari sini.
Baca Juga: 4 Tips Ampuh agar Tetap Fokus saat Belajar, Maksimalkan Produktivitasmu!
Kondisi yang optimal di rumah, pemenuhan nutrisi yang cukup, dan interaksi antar orang tua maupun dengan anak sangat mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak.
"Orang tua bertanggung jawab untuk menyediakan lingkungan yang aman, memantau aktivitas anak, membantu mengembangkan emosi sosial dan kognitif, serta menyediakan arahan dan panduan dalam kehidupan sehari-hari," tutup dia.