Lindungi Anak Dari Paparan Informasi Bahaya di Internet, Orangtua Mesti Lakukan Ini

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 11 Juli 2023 | 17:48 WIB
Lindungi Anak Dari Paparan Informasi Bahaya di Internet, Orangtua Mesti Lakukan Ini
Ilustrasi anak yang bermain gadget (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemajuan teknologi digital menjadi salah satu hal yang tidak bisa terelakkan.Survei We Are Social dan HootSuite pada awal 2023 yang mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia terus bertambah pesat dan kini mencapai 212,9 juta atau 77 persen dari total penduduk.

Dalam Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan, yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreas Dosen dan Praktisi, Adhi Prasnowo mengatakan, pemahaman terkait kecakapan digital dan aspek keamanannya diperlukan agar masyarakat bisa memahami risiko-risiko di dunia digital. Salah satunya tentang keamanan berinternet bagi anak yang harus dipahami para orangtua.

"Hasil survei menyebutkan bahwa sebanyak 83 persen orang tua di Indonesia khawatir anak mereka terpapar konten tidak pantas atau berpotensi membahayakan ketika berselancar internet," ungkap Adhi dalam keterangannya baru-baru ini. 

Dengan fakta ini maka, orangtua dinilai perlu segera mengajarkan kesadaran berinternet aman kepada anak mereka sejak usia dini.

Baca Juga: Pihak Wenny Ariani Nekat Datangi Acara Keluarga Rezky Aditya di Puncak, Ujung-ujungnya Malah Begini!

Ilustrasi anak bermain gadget (Pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi anak bermain gadget (Pexels/Andrea Piacquadio)

Jangan sampai anak jadi bahan eksploitasi dan konten berbahaya, keamanan online yang membuat orang tertarik melakukan cyber grooming, cyber bullying, serta perlunya pengembangan keterampilan digital yang positif dan penggunaan waktu seimbang agar mencegah kecanduan digital dengan cara memperkuat komunikasi antara orangtua dan anak.

"Perkembangan teknologi komunikasi mengubah kebudayaan manusia, di mana eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan model komunikasi," ungkap Dosen Komunikasi dan Praktisi Media, Eko Pamuji di kesempatan yang sama.

Ia melanjutkan, masyarakat baru di abad 21 sangat identik dengan pola interaksi menggunakan teknologi digital, kebiasaan berinteraksi pun kini menggunakan media baru. "Dengan kecenderungan itu orangtua perlu mendampingi anak, karena anak rentan terpapar perundungan atau cyberbullying, hoaks, ujaran kebencian, pengaruh radikalisme, pornografi, kekerasan daring, penipuan daring hingga pencurian data," paparnya lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI