Suara.com - Komika Mongol Stres membandingkan karakter Yesus dengan Nabi Muhammad. Opininya tersebut dibangun dari Injil juga Al Quran yang pernah dia baca sampai selesai.
Meski beragama Kristen, Mongol mengaku kalau dirinya memang mempelajari agama lain juga dengan kitab sucinya, termasuk Islam. Saat berbincang dengan Habib Husein Jafar dan Onadio Leonardo, Mongol juga bercerita kalau dirinya pernah hampir mualaf.
"Gua belajar, jadi itu lah fungsinya belajar," kata Mongol kepada Habib Jafar juga Onad.
"Belajarnya itu dari mana?" tanya Habib Jafar.
Baca Juga: Momen Nagita Slavina Salah Lafalkan Ayat Al-Quran Jadi Gunjingan: Lu Sultan Lu Aman
"Kenapa gua bisa baca Al kitab sampai selesai, karena di Satanic gua terlalu pinter menurut mereka. Nah, di saat gua keluar, kepinteran itu kan gak diambil. Kepintaran itu kan hasil dari kita olah rasa dan olah percaya. Otomatis apa yang gua baca kan gua ingat," tutur Mongol.
Keinginan untuk belajar tentang Nabi Muhammad dirasakan Mongol ketika dirinya sudah selesai membaca Al Kitab. Keinginan tersebut pada akhirnya mempertemukan Mongol dengan seorang ustad yang kemudian meminjamkannya tiga buku tentang Nabi Muhammad.
Ketika selesai membaca tiga buku itu, Mongol diberi Al Quran oleh Ustad tersebut.
"Gua pelajari tuh (Al Quran), cuma keburu beliau meninggal gak sempat Syahadat," ungkap Mongol.
Baca Juga: Ini Pengakuan Daniel Mananta tentang Al-Qur'an Di Hadapan Ulama Besar Dunia
Dari Al Quran tersebut Mongol mempelajari karakter Nabi Muhammad. Membandingkan dengan karakter Yesus, Mongol menyebut sifat Tuhan dirinya itu termasuk sosok yang mulia, tidak pernah memancing keributan dengan siapa pun, hingga tidak memaksakan kehendaknya.
"Yesus tuh selalu percaya bahwa waktu Tuhan itu selalu yang terbaik," kata Mongol menyimpulkan.
Selanjutnya, Mongol menyebut karakter Nabi Muhammad yang ditemukannya. Ia menyebut Rasulullah sebagai sosok sosok yang keren. Mongol juga bahkan tahu beberapa kisah kemuliaan Nabi Muhammad.
"Gua pelajari yang dia nyuapin orang buta, udah dibantai pakai kalimat kasar, tetap Nabi nyuapin, besoknya dia datang kasih makan. Ada gua liat lagi, dia pernah ngomong tentang hakikat manusia itu seperti air. Ditaruh di gelas, berbentuk gelas. Ditaruh di termos, berbentuk termos. Di mana pun airnya ditaruh dia akan membentuk wadah yang dia tempati," tutur Mongol.
Kepada Habib Husein Jafar, Mongol mengaku dirinya membaca Al Quran sampai selesai. Meskipun yang dia baca berupa terjemahan.
"Dapetnya dari, yang kasih tuh orang Departemen Agama," kata Mongol.
Namun kemudian Habib Husein Jafar mengatakan kalau dirinya tidak merekomendasikan untuk membaca Al Quran terjemahan. Karena pembacanya jadi tidak bisa menangkap makna dari ayat Al Quran.
"Tafsirnya harusnya (yang dibaca) biar bisa memahami," saran Habib Husein Jafar.