Suara.com - Tren operasi plastik (oplas) di dunia termasuk Indonesia semakin tinggi peminat, bahkan lumrah di kalangan artis. Menariknya, alih-alih ingin tampil dengan wajah sempurna mayoritas pasien ingin tampil awet muda atau anti-aging.
Hal ini dikonfirmasi langsung Dokter Spesialis Bedah Plastik, dr. Sakura Rini, Sp.BP. MARS yang mengatakan merombak wajah peminatnya lebih sedikit dibanding tidak ingin terlihat tua.
"Seluruh dunia kurasa (trennya) kebutuhan untuk tampil tidak tua. Nggak mau kelihatan tua. Apalagi sekarang zamannya selfie untuk dimasukin ke Instagram atau untuk disimpan ke galeri untuk sesekali dilihat," ungkap dr. Sakura dalam acara Indiba Gathering oleh Regenesis di Jakarta Selatan, Rabu (5/7/2023).
Menariknya dr. Sakura mengungkap fenomena tindakan oplas di Indonesia kerap terhalang etika dan aturan yang cukup ketat, karena dokter tidak bisa mempromosikan dan memasarkan tindakan estetika ini ke masyarakat umum.
Baca Juga: Seperti Luncinta Luna, Ini Alasan Orang Kecanduan Operasi Plastik
Kondisi ini terjadi meskipun kemampuan dokter spesialis bedah plastik Tanah Air tidak kalah dari luar negeri, termasuk beberapa negara yang terkenal dengan tindakan oplas seperti Korea Selatan maupun Thailand.
"Padahal kita juga bisa sama, bahkan mungkin kalau kita compare, ya mending sama dokter Indonesia-lah. Pertama itu bahasa, kedua nggak usah jauh-jauh, ketiga culture-nya enak," papar dr. Sakura.
Sehingga melakukan bedah estetik seperti oplas tidak melulu harus keluar negeri, karena bisa menyulitkan apabila ada masalah harus mencari tiket penerbangan, dan perlu menyesuaikan jasa khusus.
"Udah gitu bahasa, kalau kita sakit nyeri enaknya pakai ngomong bahasa yang sama. Bahasa saya sunda, pakai bahasa Inggris harus terjemahin lagi, peterjemahnya sakit udah nggak sakit, kayak gitu bingung kita," sambung dr. Rabu.
Di sisi lain, kemudahan operasi plastik dalam negeri juga ditambah dengan hadirnya berbagai alat untuk meminimalisir efek samping setelah tindakan. Seperti pasien bisa mendapatkan tindakan pijatan agar lebih nyaman dan rileks.
Baca Juga: Hidung Oplas Rusak Karena Ciuman Terlalu Nyosor, Lucinta Luna Putusi Pacar Bulenya
"Contohnya seperti alat Indiba ini alat radio frekuensi non surgery. Beberapa rekan sejawat akhirnya dibantu dengan kombinasikan alat ini setelah tindakan, bisa membantu melancarkan sirkulasi darah dan meningkatkan metabolisme tubuh," jelas Sakura.
Dijelaskan President Director PT Regenesis Indonesia, Ir. Emmy Noviawati, bahwa alat ini bekerja berdasarkan pro ionic dengan frekuensi 448 khz, ampuh membuat sel dalam tubuh yang jadi target bergerak. Sel yang jadi target juga bisa di seluruh bagian tubuh, dari mulai ujung rambut hingga ujung kaki.
"Jadi dengan sel yang bergerak otomatis, metabolisme tubuh jadi cepat dan aliran darah lebih lancar, sehingga masalah kemerahan atau pembengkakan setelah operasi bisa diminimalisir. Bahkan bisa membuat pasien merasakan sensasi nyaman seperti terapi pijatan," papar Ir. Emmy.