Suara.com - Kantar Indonesia, Divisi Worldpanel mengeluarkan laporan terbarunya, yaitu Brand Footprint Indonesia 2023 yang merupakan penelitian tahunannya untuk mengukur merek yang paling banyak dipilih konsumen.
Dari hasil penelitian tersebut, tahun ini Indomie tetap mempertahankan posisi teratas dari the Most Chosen FMCG Brand di Indonesia. Posisi berikutnya di peringkat ke-2 hingga 6 juga diduduki brand yang sama seperti tahun sebelumnya, secara berurutan yaitu SoKlin, Mie Sedaap, Royco, Roma, dan Kapal Api.
Selain itu, Cimory, Chiki, dan Chitato dinobatkan sebagai rising star brand karena berhasil menembus peringkat 100 teratas di Most Chosen FMCG Brands tahun ini.
Brand Footprint sendiri mencakup lebih dari 550 merek di lima sektor FMCG, yaitu makanan, minuman, Produk Susu, Perawatan Rumah, dan Perawatan Tubuh.
Baca Juga: WNI Jualan Mi Instan di China Laris Manis, Harganya Jadi Sorotan: Kurang Mahal Buat Market China?
"Brand Footprint Indonesia tahun ini mewakili 97 persen rumah tangga di berbagai kota besar dan kota kecil di seluruh daerah urban dan rural Indonesia dari 70 juta populasi rumah tangga," kata Venu Madhav, Managing Director of Kantar Indonesia, Worldpanel Division saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (22/5/2023).
Lebih lanjut ia mengemukakan mengacu pada rata-rata, jumlah brand yang dibeli oleh sebuah rumah tangga di Indonesia adalah 96 brand dengan jumlah yang tidak berubah dari tahun sebelumnya.
Namun sebanyak 45 persen brand dari total 550 brand berhasil meningkatkan CRP (Consumer Reach Points) nya. Angka ini lebih tinggi dari tahun lalu, dimana hanya 41 persen brand yang berhasil meningkatkan CRP-nya.
"Dalam studi tahunan Brand Footprint, Kantar menggunakan sebuah metode yang disebut Consumer Reach Point (CRP) untuk mengukur sejauh mana suatu merek berhasil menjangkau konsumen," terang Corina Fajriyani, Senior Marketing Manager of Kantar Indonesia, Worldpanel Division.
CRP menggabungkan tingkat penetrasi, yaitu jumlah rumah tangga yang membeli brand tersebut, dengan frekuensi pembelian brand tersebut oleh konsumen. Dengan kata lain, nilai CRP memberikan gambaran tentang seberapa sering sebuah brand dipilih oleh konsumen.
Baca Juga: Resep Indomie Nyemek ala Warmindo, Lezatnya Bikin Ketagihan
Berikut beberapa kisah sukses dari brand FMCG yang berhasil meningkatkan nilai CRP-nya dan berhasil mendapat penghargaan di ajang Brand Footprint 2023:
Cimory
Cimory telah tumbuh menjadi merek yang dipilih lebih dari 40% rumah tangga di Indonesia. Salah satu faktor keberhasilananya didasarkan pada ketersediaan produk di berbagai channel belanja.
Selain itu, inovasi varian rasa dan format yang unik pada produk yogurt-nya memberikan nilai tambah untuk konsumen dalam memilih brand ini. Sehingga, ekspansi kategori dari susu cair ke kategori yogurt memberikan dampak yang signifikan terhadap jumlah pembeli.
Tahun ini, Cimory berhasil menembus peringkat 100 teratas FMCG brands dengan tambahan pembeli baru di tahun 2022 sebanyak 6,7 juta rumah tangga.
Ultra Milk
Kehadiran Ultra Milk sudah lebih dari 50 tahun dan tetap menjadi pilihan teratas bagi konsumen di Indonesia. Eksistensinya semakin kuat dengan kemampuan meningkatkan basis pembeli dan terus merekrut pembeli baru.
Berdasarkan Brand Footprint 2023, Ultra Milk berhasil meraih penghargaan “Most Chosen Liquid Dairy Brand” dengan meningkatkan jumlah pembeli sebanyak 2.2 juta rumah tangga.
Salah satu faktor keberhasilannya dalam merekrut pembeli adalah kemampuan brand dalam meningkatkan jumlah pembeli dari berbagai kelompok usia melalui varian utamanya.
Pepsodent
Pasta Gigi merupakan salah satu kategori yang dibeli oleh hampir seluruh rumah tangga di Indonesia,
Pepsodent mampu menjangkau lebih dari 95% rumah tangga di Indonesia. Salah satu kunci kesuksesannya adalah memberikan banyak pilihan varian kepada konsumen sehingga brand pasta gigi ini mampu menjangkau konsumen dengan beragam kebutuhan pasta gigi, seperti varian sensitif, herbal, dan lain-lain.
"Studi Brand Footprint ini memberikan gambaran yang menyeluruh tentang industri FMCG yang terus resilient dan beradaptasi dengan tekanan inflasi," kata Venu menyimpulkan.
Beberapa brand, lanjut dia, juga mampu bertumbuh dan terus meningkatkan basis pembelinya dengan cepat beradaptasi terhadap kebutuhan konsumen.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan sebuah brand bisa dicapai dengan cepat tanggap dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen.