Suara.com - Pedangdut Dewi Perssik baru-baru ini menjadi sorotan sebab perkara sapi kurban miliknya dengan Ketua RT di wilayahnya. Hal yang menjadi sorotan lagi adalah saat proses mediasi masalah sapi kurban itu, justru Dewi Perssik terlihat ngamuk-ngamuk.
Bahkan, dalam mediasi yang digelar di masjid di kawasan Lebak Bulus Jakarta Selatan, Kamis (29/6/2023), Dewi Perssik terlihat berteriak sampai harus dipegangi beberapa orang untuk mencegah emosinya.
Sementara itu, dari potongan video di TikTok @keluargakecildijerman01, Dewi Perssik ngamuk dan warga mencoba melerainya. Di samping itu, warga lainnya yang menyaksikan kejadian tersebut sampai membacakan lantunan salawat.
Warganet yang melihat video tersebut sampai heran mengapa Dewi Perssik bisa ngamuk seperti itu. Beberapa warganet lainnya justru merasa malu melihat Dewi Perssik yang harus sampai dibacakan salawat oleh masyarakat di sana.
Baca Juga: Nasib Sapi Kurban Dewi Perssik Usai Jadi Sengketa Terkuak, Sindir Begini Ke Pak RT
"Langsung disolawatin sama warga wkwkwk," tulis salah seorang warganet.
"Astagfirullah ya allah," komentar warganet lainnya.
Salawat sendiri memang hal yang dipercaya dapat meredam amarah pada diri seseorang. Dalam video short kanal Youtube Al Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan, ketika melihat orang bertengkar membaca salawat dapat menjadi cara.
Jadi ketika melihat seseorang marah, atau bertengkar bisa membaca salawat kepada Nabi Muhammad SAW.
“Kalau kita dipaksa untuk melihat orang berantem, ada orang ribut misalnya. Orang menghentikannya langsung Shallallahu Ala Nabi Muhammad, mau ngamuk mau apa langsung Allahumma shalli alaa Muhammad,” kata Buya Yahya dalam video yang diunggah setahun yang lalu.
Baca Juga: Kisruh dengan Pak RT soal Sapi Kurban, Dewi Perssik Dirisak Warga: Cemarkan Nama Baik Kampung!
Buya Yahya menjelaskan, dengan salawat itu juga menjadi cara untuk mengingatkan diri sendiri kalau orang marah tersebut adalah umat Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu, dibanding mencaci orang tersebut, lebih baik membaca salawat untuk meredam amarah.
“Giliran dia mau ngomong lagi bilang Allahumma shalli alaa nabi Muhammad. Diingatkan. Maksudnya diingatkan, ini umat Nabi Muhammad, kenapa kamu caci dia,” jelas Buya Yahya.
Tidak hanya itu, menurut Buya Yahya, ini bisa menjadi cara untuk para pasangan juga yang sedang marah. Dengan salawat, ini bisa meredam emosi dalam diri sendiri. Hal ini juga bisa menjadi budaya yang diterapkan umat Muslim untuk meredam amarah sekaligus salawat untuk Nabi Muhammad SAW.
“Ada ibu-ibu cerdas ‘kenapa laki aku suka marah-marah’. Nanti giliran suami aku mau marah langsung Allahumma shalli alaa nabi Muhammad. Perlu budaya ini penting meredam amarah dan sebagainya. Dikit-dikit Shallallahu alaa nabi Muhammad,” pungkasnya.