Suara.com - Isu perselingkuhan yang terjadi di antara Syahnaz Sadiqah dan Rendy Kjaernett masih terus menjadi perhatian masyarakat. Termasuk soal sikap Jeje Govinda yang memilih tetap berada di sisi sang istri, meski dirinya disebut sudah berulang kali mengetahui perselingkuhan yang terjadi di belakangnya.
Bahkan baru-baru ini, pria bernama lengkap Ritchie Ismail tersebut justru tampak seperti tak memiliki masalah, setelah terlihat mendampingi Syahnaz Sadiqah di gelaran Lagi-lagi Tenis beberapa waktu lalu.
Tentu saja, hal ini mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, banyak yang menyayangkan hal tersebut dan menyebut Jeje Govinda sebagai suami dayyuts.
Dilansir situs Kemenag dalam Kamus Al-mu'jam Al-Wasith disebutkan bahwa dayyuts adalah sebutan untuk para suami dan ayah yang menjadi pemimpin untuk keluarganya namun ia tidak memiliki rasa cemburu pada istrinya dan anak-anaknya.
Di mana, ia seakan membiarkan istrinya maupun anak-anaknya, bermaksiat, bwrbuat yang haram tanpa mau mengingatkan. Dayyuts merupakan suatu sifat yang sepatutnya tidak ada pada diri seorang suami.
Hal ini juga didukung oleh sabda Nabi Muhammad SAW: “Tiga macam manusia yang tidak akan masuk surga dan tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat: Anak yang durhaka pada orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki, dan dayyuts.”
Al-imam Adzahabi rahimahullah di dalam kitab Al-kaba'ir mendudukan suami dayyuts termasuk dosa besar ke-34. Sedangkan dosa besar itu akan membinasakan pelakunya dengan ancaman azab diharamkan baginya surga.
Oleh karena itulah, seorang suami dan bapak yang benar-benar menginginkan kebaikan dalam keluarganya hendaknya menyadari kedudukannya sebagai pemimpin dalam rumah tangganya, sehingga dia tidak membiarkan terjadinya penyimpangan syariat dalam keluarganya, karena semua itu akan diminta pertanggungg jawabannya pada hari kiamat kelak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ketahuilah, kalian semua adalah pemimpin dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin (keluarganya) dan dia akan dimintai pertanggungjawaban tentang (perbuatan) mereka.” (HSR. Al-Bukhari no. 2278 dan Muslim no. 1829)