Suara.com - Dalam beberapa harj lagi, umat Muslim akan merayakan Iduk Adha atau sering disebut juga dengan Lebaran Haji. Perayaan itu menandakan pelaksanaan wukuf di Tanah Suci, Makkah. Sedangkan bagi umat muslim yang tidak berangkat haji dianjurkan untuk menyembelih hewan qurban.
Perayaan Idul Adha tahun ini jatuh pada 29 Juni 2023. Dua hari sebelum Idul Adha, yakni pada 8 Dzulhijjah atau yang jatuh pada 27 Juni tahun ini, disebut juga dengan hari tarwiyah. Pada hari tersebut, umat Islam disunnahkan untuk menjalankan ibadah puasa.
Dalam menjalankan puasa tarwiyah, tentu diwajibkan niat terlebih dahulu di waktu malam hari sebelumnya hingga menjelang waktu subuh pada hari tersebut.
Dikutip dari situs NU Online, niat puasa tarwiyah sebagaj berikut"
Nawaitu shauma ghadin ‘an ad’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘l.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”
Kesunnahan puasa tarwiyah pada setiap tanggal 8 Dzulhijjah secara khusus ditegaskan oleh ulama dari Mazhab Syafi’i. Selain itu, mereka juga menganjurkan puasa delapan hari pertama bulan Dzulhijjah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.
Hal ini sebagaimana ditulis Syekh Said Muhammad Ba’asyin dalam kitabnya yang berjudul Busyral Karim (Beirut: Darul Fikr, 2012 M/1433-1434 H], juz II, halaman 488), bahwa puasa selama 8 hari sebelum hari Arafah dianjurkan. Ini yang dimaksud dengan perkataan matan, ’10 Dzulhijjah’. Tetapi puasa pada 8 Dzulhijjah dianjurkan sebagai bentuk ihtiyath terhadap hari Arafah dan juga termasuk 8 hari pertama Dzulhijjah.
Lebih tegas lagi, Syekh Zakaria al-Anshari (w. 1520 M) dalam Asnâ al-Mathâlib menjelaskan, pada tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah, disunnahkan untuk berpuasa. Untuk tanggal satu sampai tujuh disunnahkan bagi orang yang sedang menunaikan ibadah haji ataupun tidak, sementara tanggal delapan (hari Tarwiyyah) dan sembilannya (hari ‘Arafah), hanya disunnahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.
Baca Juga: Jokowi Pilih Rayakan Idul Adha 2023 di Yogyakarta
Menurut para ulama, ada tiga pendapat mengenai penamaan tanggal 8 Dzulhijjah itu disebut hari tarwiyah, di antaranya:
- Perenungan Nabi Adam ketika membangun Ka’bah
- Perenungan mendalam Nabi Ibrahim setelah bermimpi diperintah untuk menyembelih anaknya
- Perenungan orang haji mengenai doa-doa yang hendak dipanjatkan pada hari Arafah nanti.
Hal ini sebagaimana ditulis Sunnatullah dalam tulisan berjudul 'Penamaan Hari Tarwiyah, Arafah dan Keutamaannya'.