Suara.com - Lady Nayoan membongkar isi percakapan mesra antara suaminya, Rendy Kjaernett dengan Syahnaz Sadiqah di Instagram Story pada Selasa (20/6/2023). Keduanya diduga menjalin perselingkuhan sejak Juli 2022.
Parahnya, menurut Lady Nayoan, saat itu dirinya sedang hamil putra ketiganya. Kehamilannya pun ternyata mengalami masalah, karena dinding rahimnya hampir sobek yang bisa membahayakan nyawanya.
"Sudah dari Juli 2022 saya diam. Setahun sudah, sejak saya hamil sampai sekarang Jacob umur 6 bulan," kata Lady seperti yang dikutip Suara.com pada Rabu (21/6/2023).
Kondisi kehamilannya, kata Lady membuatnya akhirnya harus segera melahirkan meski saat itu baru menginjak 34 minggu. Dokter pun segera melakukan operasi cito untuk menyelamatkan nyawanya dan sang bayi.
Baca Juga: Ucapan Syahnaz Sadiqah ke Rendy Kjaernett Bahas Soal Artis Cinlok di FTV Malah Jadi Kenyataan
Operasi cito sendiri adalah sebuah tindakan bedah yang sesegera mungkin dengan mempertimbangkan kondisi pasien untuk mendapatkan hasil optimal untuk keselamatan pasien.
"(Kalian tau bagaimana sakitnya saya saat lagi hamil ke 3 saat itu, bahkan Boni lahir di 34 minggu kehamilan karna dinding rahim saya hampir sobek dan dokter bilang kalo saya tidak CITO kemungkinan saya meninggal dunia krn dinding rahim robek bisa ke mana mana)," kata Lady melanjutkan.
Namun ia tak menyangka, kondisi tersebut ternyata tak bisa membuat suaminya untuk berhenti berhubungan dengan Syahnaz Sadiqah. Adik Raffi Ahmad itu ternyata terus menghubungi Rendy meski sudah beberapa kali suaminya, Jeje Govinda mengganti nomor ponselnya.
"Tapi ngga ada sedikitpun niatan kalian untuk berhenti," tambah dia.
Tentu saja hal ini membuat banyak warganet merasa pilu. Di saat seorang istri yang sedang hamil membutuhkan perhatian suaminya, Rendy malah asyik berselingkuh dengan Syahnaz.
Rahim robek atau ruptur uteri sendiri dikutip Alodokter adalah kondisi yang sering kali terjadi akibat komplikasi saat persalinan normal. Kondisi ini terjadi terutama pada wanita yang pernah menjalani operasi di area rahim. Ruptur uteri merupakan kondisi gawat darurat, karena dapat berakibat fatal baik pada ibu hamil maupun janinnya.
Ruptur uteri sangat jarang terjadi, yaitu hanya sekitar 1% dari kasus persalinan pada ibu yang pernah menjalani operasi rahim. Ruptur uteri pada ibu hamil yang tidak pernah menjalani operasi rahim juga bisa terjadi, tetapi angka kejadiannya lebih kecil, yaitu hanya sekitar 0,01%.
Penyebab Ruptur Uteri
Ruptur uteri adalah robekan yang umumnya terjadi pada bekas luka di area rahim, misalnya akibat operasi caesar, terutama jika terlalu dekat dengan persalinan yang sebelumnya. Selain itu, robekan pada rahim lebih berisiko dialami oleh ibu dengan beberapa kondisi berikut:
- Rahim terlalu meregang karena kehamilan kembar, polihidramnion, atau makrosomia
- Terlalu banyak mendapat obat induksi persalinan
- Pernah operasi pada rahim sebelumnya, misalnya operasi angkat miom
- Pernah melahirkan sebanyak 5 kali atau lebih (grandemultipara)
- Usia kehamilan lebih dari 40 minggu (kehamilan postterm)
- Mengalami perlengketan plasenta (plasenta akreta)
- Memiliki kelainan pada bentuk dan struktur rahim
- Mengalami cedera di area perut, misalnya akibat kecelakaan atau tindakan kriminal
Selain pada ibu hamil, ruptur uteri bisa terjadi pada wanita yang tidak hamil. Ruptur uteri juga dapat terjadi akibat kecelakaan, jatuh, serta tusukan, pukulan, atau luka tembak ke bagian perut, atau kanker choriocarcinoma.