Suara.com - Muhammad Pradana Budiarto atau yang akrab disapa Ditto Percussion mengaku kewalahan mengimbangi keaktifan Dia Sekala Bumi, gimana ya solusinya?
Cerita ini dibagikan Ditto yang kini tinggal bersama Ayudia Bing Slamet dan Sekala di Bali, karena saat libur sekolah kerap kesulitan menemukan aktivitas bersama sang buah hati.
"Tetap tiap harinya tuh kita juga masih pusing ya, nyari aktivitas mau ngapain lagi gitu jadi nggak ada," ungkap Ditto dalam acara peluncuran NERF Challenge di Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (17/6/2023).
Sekala yang sudah menginjak usia 7 tahun, sebagai ayah, Ditto harus menyediakan tenaga ekstra untuk mengimbangi keaktifan sang buah hati. Apalagi lelaki berusia 32 tahun ini, sebisa mungkin ingin selalu quality time bersama anaknya.
"Kalau udah umur-umur segini pasti butuh tenaga ekstra nemenin, yang ekstra semuanya, harus ekstra betul," sambung Ditto.
Di acara yang sama Psikolog Keluarga, Saskhya Aulia Prima membenarkan jika anak usia 6 hingga 17 tahun cenderung tidak seaktif anak balita alias toddler usia 3 hingga 5 tahun.
Usia seperti Sekala, kata Saskhya tetap membutuhkan lakukan aktivitas fisik dan aktif bergerak minimal 60 menit alias satu jam sehari.
"Jadi aktivitasnya seperti olahraga yang cepat dan penuh tenaga, seperti berlari, bermain bola dan lain sebagainya," jelas Saskhya.
Saskhya menambahkan, kegiatan bermain anak juga harus meliputi aktivitas yang meningkatkan kekuatan otot, seperti memanjat, push up dan lain-lain.
"Bermain juga harus bisa melatih kekuatan tulang, dengan aktivitas mudah seperti gymnastic atau melompat," tutup Saskhya.
Di sisi lain banyak orangtua mengaku tidak punya waktu untuk quality time bersama anak karena pekerjaan. Tapi tips solusi mengutip Family Centre, Sabtu (17/6/2023) berikut bisa membantu:
1. Bangun Rutinitas Harian Keluarga
Usahakan ada jadwal pertemuan keluarga, agar anggota keluarga bisa saling berinteraksi. Entah itu saat sarapan bersama atau, di akhir pekan bersantai dan menikmati tamasya bersama.
2. Prioritaskan Keluarga
Memang tidak bisa meninggalkan 100 persen pekerjaan untuk keluarga, tapi setidaknya jadikan keluarga prioritas. Misalnya dengan tidak mengambil jam kerja tambahan, dan pilih quality time bersama pasangan.
3. Punya Ruang Kerja Khusus
Sudut tertentu di rumah untuk bekerja, membuat orangtua lebih konsentrasi untuk menyelesaikan tugas, dan membedakan antara urusan keluarga dan pekerjaan.