Wirausahawan Sosial Muda dari Indonesia Hingga India Kumpul di Singapura, Bahas Bisnis Unik untuk Bumi yang Lebih Baik

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 17 Juni 2023 | 06:59 WIB
Wirausahawan Sosial Muda dari Indonesia Hingga India Kumpul di Singapura, Bahas Bisnis Unik untuk Bumi yang Lebih Baik
Ilustrasi Pembangunan Berkelanjutan, wirausahawan sosial. [Guillaume de Germain/Unsplash.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Prinsip berkelanjutan semakin penting demi Bumi yang lebih baik di tengah perkembangan zaman. Peran kaum muda, termasuk para wirausahawan, sangat penting demi agar bisnis yang dihasilkan memberikan solusi terhadap masalah di dunia.

Inilah yang menjadi alasan Singapore International Foundation (SIF) terus mengadakan Young Social Entrepreneurs (YSE) Global demi membantu para wirausahawan sosial mengembangkan bisnis mereka. Sebanyak 15 tim wirausaha sosial dari Tiongkok, India, Indonesia, Laos, Singapura, dan Vietnam, mengikuti sesi tentang storytelling, pemasaran digital, pitching, pengukuran dampak dan manajemen. Melalui serangkaian kegiatan interaktif, mereka juga berjejaring dengan rekan-rekan yang berpikiran sama dari berbagai negara, memperoleh pemahaman lintas budaya yang lebih dalam, dan menjalin pertemanan baru.

Lokakarya ini diselenggarakan di Singapura dari tanggal 7 hingga 10 Juni dan terdiri dari serangkaian sesi pelatihan, perjalanan belajar dan klinik bisnis yang diselenggarakan oleh SIF. Setiap peserta mempelajari keterampilan baru untuk membentuk dan memperkuat model bisnis mereka. Setelah lokakarya selesai, 15 tim tersebut akan berkumpul kembali di acara YSE Global 2023 Pitching for Change pada bulan November tahun ini. Mereka kemudian akan mempresentasikan rencana bisnis yang telah disempurnakan untuk mendapatkan kesempatan mendapatkan pendanaan hingga S$20,000 (Rp 224 juta).

Salah satunya adalah Putri Rizki Ardhina, Ketua Tim Rumah Briket. Perusahaan sosial yang berbasis di Indonesia ini bertujuan mengurangi sampah sambil mempromosikan kesadaran yang lebih besar akan masalahnya. Perusahaan itu bekerja dengan masyarakat untuk mengolah sampah, mengubahnya menjadi briket arang organik dan paving block, yang dapat dijual untuk mendapatkan penghasilan.

Baca Juga: PTBA Komitmen Jalankan Praktek Bisnis Berkelanjutan

Putri Rizki Ardhina, Ketua Tim Rumah Briket. Perusahaan sosial yang berbasis di Indonesia ini bertujuan mengurangi sampah sambil mempromosikan kesadaran yang lebih besar akan masalahnya. (Dok. SIF)
Putri Rizki Ardhina, Ketua Tim Rumah Briket. Perusahaan sosial yang berbasis di Indonesia ini bertujuan mengurangi sampah sambil mempromosikan kesadaran yang lebih besar akan masalahnya. (Dok. SIF)

Putri percaya bahwa tingkat interaksi lintas budaya di antara rekan-rekannya memperkaya pengalaman YSE. Menurutnya, program YSE lebih dari sekadar pembelajaran rutin.

"Teori memang bagus, tetapi berinteraksi dengan peserta lain dan mendengar begitu banyak perspektif yang berbeda tentang bagaimana setiap tim bekerja untuk mencapai misi sosial mereka,sangat menginspirasi. Sangat menyenangkan bertemu dengan alumni YSE yang berbagi pengalaman mereka dengan kami. Para pembicara dan pemimpin yang kami temui juga memiliki visi dan misi yang sama dengan kami para wirausaha sosial pemula, oleh karena itu mereka dapat memahami dan memberikan nasihat yang berharga bagi kami," terangnya dalam keterangan yang diterima Suara.com.

Tim Indonesia lainnya yang terpilih adalah ReservoAir, yang memiliki visi untuk mengembalikan siklus air alami di waduk dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh banjir melalui produk dan layanan pengelolaan air yang berkelanjutan. Azhar Isti Hanifah, Chief Operating Officer di ReservoAir, mengatakan bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang melalui YSE Global telah memberikan banyak perspektif berbeda yang membantu perkembangan mereka dalam perjalanan sebagai wirausahawan sosial.

"Persahabatan dan wawasan yang diperoleh sangat berharga, dan kami merasa terhormat untuk menjadi bagian dari jaringan internasional pembuat perubahan," terangnya.

Para wirausahawan sosial tersebut mempresentasikan rencana bisnis mereka di hadapan panel juri pada hari terakhir lokakarya, dan rencana bisnis tersebut dinilai berdasarkan potensi dampak sosial yang signifikan, potensi keberlanjutan, dan skalabilitasnya. Ide bisnis mereka berusaha untuk berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNSDG) seperti mengatasi perubahan iklim, mempromosikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata untuk semua, dan memanfaatkan teknologi untuk memberdayakan masyarakat yang kurang terlayani.

Baca Juga: Legrand Indonesia Kumpulkan Para Ahli Bahas Data Center Berkelanjutan

Tahun ini, lebih dari seperempat solusi yang diusulkan oleh tim yang berpartisipasi (28 persen) berkontribusi pada Tujuan Nomor 3 UNSDG, yakni kesehatan dan kesejahteraan. Solusi-solusi tersebut mencakup aplikasi dan platform teknologi kesehatan yang menyediakan akses kesehatan yang lebih baik bagi kelompok-kelompok rentan, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah dan pasien kesehatan mental.

Tim terpilih yang maju ke tahap akhir YSE Global 2023 diumumkan pada acara penutupan lokakarya, yang dihadiri oleh Gubernur SIF, Ms Amalina Abdul Nasir. Dalam pidatonya di acara tersebut, Gubernur SIF menyampaikan tujuan utama organisasinya, yakni menghubungkan orang-orang dari berbagai budaya dan menginspirasi kolaborasi yang akan menciptakan dunia yang lebih baik.

"SIF ingin membuka jalan bagi para pembuat perubahan muda ini untuk mewujudkan ide bisnis sosial mereka menjadi kenyataan dan, pada gilirannya, memperkaya kehidupan. Melalui YSE Global, mereka memiliki kesempatan untuk saling belajar, berkolaborasi, dan membangun jaringan yang memberikan dampak sosial," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI