Perbarui Skill dan Ilmu di Usia 35 Tahun Demi Karier, Penting atau Tidak di Dunia Kerja?

Jum'at, 16 Juni 2023 | 08:59 WIB
Perbarui Skill dan Ilmu di Usia 35 Tahun Demi Karier, Penting atau Tidak di Dunia Kerja?
Ilustrasi karier, pekerja, menuntut ilmu. (unsplash.com/@benwhitephotography)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usia 35 tahun biasanya seseorang telah dianggap dewasa dan memiliki karier lebih mapan. Tetapi, pada usia itu juga seseorang yang bekerja sebagai karyawan sebaiknya harus segera memperbarui ilmu pengetahuan juga kebisaan atau skill yang dimilikinya.

Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan bahwa memperbarui ilmu atau pun belajar sesuatu hal yang baru sangat penting bagi setiap orang agar tetap relevan di dunia kerja.

"Di Prakerja usia 35 tahun itu krisis karena biasanya ilmu kuliah sudah menipis, kalah sama yangg baru lulus dan kalau outsourcing jarang diperpanjang. Makanya harus tetap belajar skill baru agar kita tetap relevan buat perusahaan," kata Denni dalam acara konferensi pers bersama Karier.mu di Jakarta, Kamis (15/6/2023).

Manusia hakikatnya harus selalu belajar seumur hidup. Prinsip tersebut yang coba disampaikan pemerintah lewat program prakerja dengan memberikan pelatihan hard skill maupun soft skill, lanjut Denni.

Baca Juga: Ambisius, 4 Zodiak Ini Selalu Mendapatkan Apa yang Mereka Inginkan

Ilustrasi pekerja (pexels/ Pixabay)
Ilustrasi pekerja (pexels/ Pixabay)

Menurutnya, kemampuan mengoperasikan teknologi menjadi salah satu kebisaan yang harus dikuasai oleh setiap orang dengan usia produktif.

"Kebisaan teknologi itu sudah jadi keharusan sama seperti bahasa Inggris beberapa waktu lalu," ujarnya.

Meski begitu, bidang pelatihan yang disediakan oleh program Prakerja mencakup berbagai bidang, tak hanya berkaitan teknologi. Denni mengatakan kalau bidang pelatihan dibuat beragam untuk menyesuaikan produktivitas masyarakat di setiap daerah.

"Saya gak tahu apa yang dikerjakan pemuda di daerah Aceh dengan di daerah lainnya, yang paling paham kebutuhan mereka itu ya mereka sendiri. Negara ini sangat luas dan apa aja diproduksi, apa aja bisa dikerjakan. Jadi kita pastikan keberagamannya ada," ujarnya.

Data pada Mitra Lembaga Pelatihan Karier.mu, G-Trust Learning, tercatat kalau pelatihan yang berkaitan dengan admimistrasi perkantoran tengaj banyak dicari dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu juga seiring banyaknya lowongan kerja yang berkaitan dengan perkantoran.

Baca Juga: Diterpa Isu Hengkang dari PSG, Kylian Mbappe Bantah Gabung Real Madrid: Bohong

"Administrasi perkantoran itu per Februari saja ada 3 ribuan lowongan. Jadi itu memang banyak sekali dibutuhkan," kata Direktur Eksekutif G-Trust Learning Star Ercahaya Hasugian.

Selain itu, pelatihan yang direkomendasikan bisa bermanfaat bagi karyawan maupun pengusaha bisa mengambil bidang yang berkaitan dengan desain grafis.

"Pelatihan desain grafis, strtegic sale, itu selain buat kerja tapi bagi yang usaha juga bisa untuk menopang. Ini bisa dikerjakan di rumah juga," kata Star.

Di sisi lain, founder Karier.mu Najeela Shihab juga berpendapat kalau pelatihan di luar sekolah formal perlu dilakukan sebagai upaya memersiapkan diri masuk dunia kerja.

Najeela Shihab yang juga aktif di dunia pendidikan itu mengakui kalau sistem sekolah di Indonesia saat ini kebanyakan belum mengajarkan para murid tentang cara mempersiapkan diri untuk bekerja.

"Itu kenapa kita butuh lebih banyak lagi program seperti Prakerja. Butuh perhatian lebih pemerintah untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap," ujar Najeela Shihab.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI