Infografis
Suara.com - Putra almarhum Ustaz Jefri Al Buchori, Abidzar Al Ghifari punya cara unik berdakwah kepada temannya yang masih minum alkohol, yaitu dengan membaca bismillah. Gimana ya menurut hukum islam?
Lelaki berusia 22 tahun itu mengakui punya teman yang masih suka mengonsumsi minum alkohol. Tapi alih-alih menjauhi, meskipun ia kerap ditawarkan Adbizar pilih memberitahu cara minum air sesuai ajaran islam.
"Mereka ngajakin gue minum, lu minum nggak? Sorry bro, gue enggak. Cuman kalau lu mau minum nggak apa-apa, silahkan saja minum gue nggak ngelarang. Tapi please baca bismillah, sebelum minum, tangan kanan," ujar Abidzar di kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo dikutip suara.com, Kamis (15/6/2023).
Saran ini diberikan Abidzar karena ia tidak tahu dari mana hidayah akan datang, termasuk untuk teman-temannya. Meski begitu, lelaki kelahiran 13 April 2001 itu menyadari bahwa mengonsumsi minum alkohol sambil baca bismillah masih jadi perdebatan.
Baca Juga: Abidzar Al Ghifari Sempat Ungkap Ingin Segera Susul Uje : Jangan Dulu Biar Panjang Umur
Apalagi beberapa ulama menyebutkan larangan mengucapkan bismillah saat mengonsumsi atau melakukan perbuatan yang dilarang Allah SWT.
"Oke bener itu nggak boleh, cuman Allah itu maha baik. Tuhan itu maha pengampun, maha mengerti hambanya. Lu kenapa harus bikin satu jalur, sedangkan tuhan itu banyak jalurnya," ungkapnya.
Melansir NU Online, memang disebutkan jika membaca basmallah saat melakukan kegiatan seperti minum arak, berjudi dan mencuri, maka hukumnya haram. Tapi sayangnya tidak ada dalil yang memperkuat larangan tersebut.
Sedangkan mengutip Syari Hub, hukum membaca basmallah jadi haram saat membaca surat At-Taubah dalam alquran. Seperti yang jadi perdebatan antara Imam Ibu Hajar dan Imam Ramli.
Sementara itu melansir Siasat, saat membaca basmallah sambil minum air, secara tidak langsung mengakui fakta bahwa hanya dengan rahmat dan nikmat dari Allah SWT sehingga bisa mendapatkan segelas air di tangan hambanya.
Disebutkan juga memang minuman beralkohol bisa diuji di laboratorium dan mendapat nilai murni serta dibuat dengan bahan berkualitas tinggi. Tapi bagi umat islam tetap tidak murni, dan dianggap sama kotornya seperti urine yang harus dibersihkan untuk kembali suci.
