Waduh! Dokter Sebut Pria Obesitas 300 Kg Berisiko Patah Tulang dan Pengeroposan di Usia Muda

Selasa, 13 Juni 2023 | 19:49 WIB
Waduh! Dokter Sebut Pria Obesitas 300 Kg Berisiko Patah Tulang dan Pengeroposan di Usia Muda
Ilustrasi Foto X-ray patah tulang kaki. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter Spesialis Radiologi Muskuloskeletal mengatakan kasus obesitas Muhammad Fajri dengan bobot 300 kilogram berisiko mengalami patah tulang karena pengeroposan.

Dijelaskan Dokter Spesialis Radiologi Muskuloskeletal RS Abdi Waluyo, Dr. dr. Marcel Prasetyo, Sp.Rad(K) orang obesitas seperti Fajri cenderung memiliki tulang yang tipis, karena hipoaktif alias tidak melakukan aktivitas apapun.

"Hipoaktif itu nggak ngapa-ngapain, bukan karena males tapi selain karena bobotnya berat juga, mungkin dia susah untuk macam-macam untuk seperti orang normal. Nggak ngapa-ngapain bikin tulang semakin keropos juga," ujar dr. Marcel dalam acara pemasangan NAEOTOM Alpha di RS Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, Selasa (13/6/2023).

Hipoaktif karena beban tubuh yang berat ini akhirnya membuat tubuh orang dengan obesitas punya metabolisme tubuh yang bermasalah, yaitu tulang tidak merasa perlu memperkuat diri karena tidak diperlukan untuk bergerak.

Baca Juga: Digotong Tak Kuat, Momen Dramatis Pria Berbobot 300 Kg Di Tangerang Dibawa Pakai Forklift Ke RSCM Jakpus

Muhammad Fajri pria berbobot 300 kilogram terbaring di rumah sakit. (RSUD Kota Tangerang/Wawan Kurniawan)
Muhammad Fajri pria berbobot 300 kilogram terbaring di rumah sakit. (RSUD Kota Tangerang/Wawan Kurniawan)

"Membuat merasa ngapain saya memperkuat tulang, kan nggak ngapa-ngapain juga sehari-hari, sehingga biasanya orang obesitas itu biasanya tulangnya lebih tipis dan lebih keropos. Akibatnya mudah patah, mudah terkena berbagai macam hal, paling gampang mudah patah sih ya," papar dr. Marcel.

Lebih lanjut, dokter radiologi berpangkat Lektor di Program Studi Sp-1 Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menerangkan jika tulang merupakan organ tubuh yang hidup dan bisa terus bertumbuh.

Namun saat proses pengobatan atau operasi, tulang akan mendapat tindakan dokter berupa pembongkaran dan pembentukan. Sama sepertinya halnya jalan yang harus diperbaiki saat rusak, akan lebih dulu dikupas, disemen ulang dan seterusnya hingga bisa digunakan kembali.

"Begitu ada gangguan metabolisme, itu biasanya ada masalah, ntar masalah di pembentuknya, atau masalah pas bongkarnya. Ada bongkarnya lebih atau ngebentuknya kurang, makanya orang obes ngebentuknya kurang," jelas dr. Marcel.

Bahkan meski usia Fajri terbilang muda, tapi jika tulang tidak dilatih dengan gaya hidup aktif atau bergerak, maka risiko patah tulang dan pengeroposan tetap akan membayangi,

Baca Juga: Dramatis, Fajri Pria Berbobot 300 Kg Di Tangerang Diangkut Ke RSCM Menggunakan Forklift

"Masalah muda atau enggak, kalau muda tidak aktif dia tetap mengalami hal yang sama," tutup dr. Marcel.

Sebelumnya viral, kisah pilu lelaki berusia 27 tahun Muhammad Fajri yang mengalami obesitas karena punya bobot 300 kilogram hingga harus dirawat di RSCM Jakarta Pusat.

Proses pemindahan tubuh Fajri juga berlangsung dramatis, karena sampai harus membongkar pintu rumah dan dibawa dengan kendaraan pemindah barang yakni forklift untuk menyangga tubuhnya.

Tubuh Fajri juga sampai harus dipindahkan menggunakan mobil pick up dan, butuh puluhan orang untuk membopongnya hingga sampai di RSCM untuk mendapat perawatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI