Suara.com - Perkembangan teknologi yang pesat perlu mendapat perhatian oleh para pelaku industri kreatif. Sebab, perkembangan industri kreatif tidak boleh melewatkan aspek berkelanjutan yang semakin penting dari tahun ke tahun.
Inilah yang menjadi alasan Telkom University melalui Fakultas Industri Kreatif (FIK) sukses menggelar konferensi internasional Bandung Creative Movement (BCM) 2023 secara hybrid pada Kamis (8/6/2023).
Acara akbar ini merupakan wadah bagi para peneliti, insan kreatif, akademisi serta profesional industri dari seluruh dunia untuk mempresentasikan hasil penelitian dan kegiatan pengembangannya di bidang teknologi, desain, kemasyarakatan, bisnis, dan lingkungan. Adapun BCM 2023 sendiri merupakan konferensi internasional BCM ke-10 yang dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2014.
Wibisono Tegar Guna Putra, M.A, Ketua BCM 2023 menerangkan bahwa BCM ini merupakan sebuah konferensi yang telah berkembang menjadi wadah bagi para praktisi dan akademisi saling berkolaborasi ataupun bertukar ide. Itu karena BCM setiap tahun mengangkat banyak topik aktual mengenai industri kreatif dan interaksi kolaborasi multidisiplin yang melibatkan para stakeholder di dalamnya.
Baca Juga: Rachel Amanda Menilai Industri Kreatif Indonesia Semakin Bertumbuh
"BCM memasuki tahun ke-10 ini, dengan bangga kami bisa mengatakan bahwa BCM bukan lagi sekedar meningkatkan publikasi internasional. Tapi juga BCM ini sekaligus menjadi wadah yang bersifat kolaboratif, tidak hanya bagi praktisi namun akademisi, baik dalam aspek bisnis, penelitian, dan pemajuan kebudayaan. Kondisi ini diwujudkan dan direspon oleh Bandung Creative Movement dalam tema-tema berbeda yang diangkat dalam konferensi ini tiap tahunnya," kata Wibisono Tegar Guna Putra, M.A, Ketua BCM 2023, dalam keterangannya yang diterima Suara.com.
Mengusung tema Enhancing Collaboration in Arts, Design and Craft for Sustainable Creative Industries, acara ini diisi kegiatan pre-event berupa workshop series dan webinar dengan topik menarik. Mulai dari, sharing penulisan publikasi ilmiah, webinar pentingnya melestarikan arsitektur nusantara, 3D rendering dan penggunaannya dalam arsitektur dan interior, tipografi aksara jawa, serta workshop ilustrasi relief printing.
Wibisono menambahkan, BCM 2023 kali ini mengangkat tema besar mengenai peningkatan studi seni, desain, dan kerajinan dan interaksi kolaborasi multidisiplin yang mengubah penemuan menjadi keberlanjutan dalam industri kreatif. Menurut Wibi tema ini penting diangkat karena jika seorang akademisi, peneliti atau praktisi industri bisa mengubah peningkatan di bidang seni, desain dan kerajinan menjadi keberlanjutan semisal inovasi dalam industri kreatif. Hal itu bukan hanya bisa memecahkan masalah secara nyata di lapangan atau meningkatkan pengalaman pengguna, namun juga mendukung keberlanjutan atau sustainability di industri itu sendiri – baik itu di bidang seni, desain dan kriya.
Sementara itu, Dr. Roro Retno Wulan, S.Sos., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Industri Kreatif Telkom University, mengaku puas dan senang atas penyelenggaraan konferensi internasional BCM ke-10 ini. Itu karena ia melihat animo partisipan dari rangkaian kegiatan BCM ke-10, luar biasa. Total partisipan mencapai ratusan orang, mulai dari penyelenggaraan seri workshop, webinar hingga konferensinya.
Dalam BCM 2023 ini, ada 15 perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri yang berpartisipasi. Adapun beberapa keynote speaker yang berpartisipasi menjadi pembicara adalah Tommy Barr dari International Academy of Digital Arts and Science – Amerika Serikat, Dr. Urmila Mohan selaku founder dan editor dari The Jugaad Project – Amerika Serikat, Susan Ang dari School of Architecture & Built Environment Deakin University – Australia, Dr. Roro Retno Wulan, S.Sos., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Industri Kreatif Telkom University, dan Gilang Ramadhan, S.Sn., M.Ds. dari Institut Teknologi Telkom Purwokerto –Indonesia.
Baca Juga: Bangga Banget! Karya Industri Kreatif Anak Bangsa Tampil di Amerika Serikat
"Saya berharap para keynote speakers yang terlibat dalam konferensi kali ini bisa berbagi pandangan mengenai tren terbaru sekaligus pengalaman di lapangan di bidang seni, desain dan kriya kepada peserta. Di mana hasil itu nantinya kita bisa jadikan pembelajaran, referensi atau panduan terkait langkah yang perlu dilakukan dalam peningkatan perkembangan industri secara berkelanjutan," tutup Wibi.