Olokan dan ejekan, saat siswa perempuan mengalami kondisi darah menstruasi tembus di rok seragam juga dinilai sebagai stigma tentang menstruasi yang dianggap sebagai hal kotor.
Bintang menegaskan pemahaman seperti itu harus dimiliki bukan hanya oleh anak perempuan, melainkan juga ibu, ayah, guru perempuan dan laki-laki, dan anak laki-laki.
“Oleh karena itu, untuk mengatasi berbagai persoalan di atas, harus dilakukan edukasi kesehatan mengenai cara perawatan organ reproduksi, perkembangan remaja saat pubertas, dampak pornografi, Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan aborsi, HIV/AIDS, infeksi menular seksual, dan pendewasaan usia perkawinan dengan melibatkan peran pemerintah, orang tua, satuan pendidikan, dunia usaha, media, dan juga peer group,” tegas Bintang.