Pada kegiatan di dalam negeri, berupa Lomba Tumpeng saat perayaan HUT Indonesia dan Indonesian Cooking Festival (ICF), IGC yang diikuti oleh para peminat makanan, perguruan tinggi, pelajar dan Asosiasi jasa boga untuk dapat terlibat keanekaragaman budaya Indonesia.
IGC juga telah meluncurkan Museum Gastronomi Indonesia pada tahun 2021, dan berencana untuk membuat museum fisik ke depannya. Saat ini IGC sedang menyusun buku Tumpeng Indonesia yang didukung oleh para Dewan Pakar IGC.
Ria Musiawan melanjutkan, ”Walau IGC merupakan sebuah komunitas kecil, namun ingin memiliki andil dalam mengembangkan gastronomi Indonesia melalui kegiatan-kegiatan tersebut.”
IGC juga mendukung program dunia dengan melaksanakan kegiatan untuk mencapai target pemerintah dalam prevalensi stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Kampanye yang diusung adalah meningkatkan gizi masyarakat melalui makanan tradisional yang mungkin ditinggalkan karena ada makanan yang lebih praktis.
Strategi gastronomi dengan menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi berbagai hidangan yang enak dan menyehatkan dapat memperbaiki gizi anak dan menurunkan stunting melalui gastronom yang smart".
Terutama untuk kaum muda yaitu dengan mengkonsumsi beraneka ragam jenis makanan tradisional - bergizi seimbang, berprotein tinggi, misalnya bubur tinutuan dari Manado, sup ikan gabus, dan bahan pangan lokal yang mudah ditemukan dan punya nilai gizi tinggi seperti umbi-umbian, jagung dan kacang-kacangan.
Deklarasi Pencegahan Stunting dilaksanakan pada Oktober 2022 melalui kerjasama dengan Dr. Ray Basrowi dari Danone Indonesia dan melibatkan para ahli yang berperan dalam menyusun konsesus nutrisi dan hidrasi berbasis makanan tradisional untuk penanganan stunting.