Suara.com - Tasya Kamila telah berulang kali membawa anaknya naik pesawat sejak masih bayi. Hal itu membuatnya jadi punya trik khusus untuk mencegah maupun mengatasi anaknya rewel selama perjalanan di pesawat.
Terlebih saat dirinya masih harus jalani hubungan jarak jauh dengan sang suami Randi Bachtiar yang bekerja di Amerika Serikat. Tasya Kamila dan anak sulungnya Arrasya harus menempuh perjalanan udara selama 25 jam.
Tasya rupanya telah membawa Arrasya lakukan perjalanan panjang tersebut sejak usianya baru tujuh bulan. Bahkan anak keduanya, Shafanina, diajak terbang ke Amerika Serikat saat baru akan beranjak empat bulan.
Penyanyi 30 tahun itu pun kini punya trik khusus agar anak-anaknya tetap merasa nyaman selama berjam-jam berada di dalam pesawat, terutama saat momen take off juga landing.
Baca Juga: The Real Fan Meet, Arrasya Anak Tasya Kamila Undang Koleksi Kipas saat Ulang Tahun
"Asalkan bayinya nen/nyusu/minum (nelen) atau ngempeng saat take off & landing (and anytime kita sendiri ngerasa gak enak telinga), insyaAllah aman telinganya dari presure. Kalau toddler bisa dikasih susu atau makan snack (kalo aku sih kasih Arr lolipop sekalian biar anteng)," saran Tasya ketika menjawab pertanyaan dari pengikutnya di Instagram, dikutip Senin (29/5/2023).
Apabila anak sudah tidak lagi berusia balita, Tasya menyarankan untuk mengajarkannya cara khusus mencegah telinga sakit akibat perbedaan ketinggian saat berada di dalam pesawat.
"Bisa diajarin cara pop the ear dgn buka mulut lebar2/nguap/telen ludah/ minum yg banyak," tambah Tasya.
Waktu yang tepat untuk memberi minuman maupun makanan kepada anak, menurut Tasya, sebaiknya saat benar-benar tepat waktu landing dan take off.
"Pas bener2 waktu take off dan landing (waktu pilot kasih aba2 "cabin crew takeoff/landing position") biar gak keburu kenyang sebelum terbang/mendarat," kata Tasya.
Baca Juga: Live Video dengan Kipas Angin saat Ultah, Tingkah Anak Tasya Kamila Bikin Gemas
Meski begitu, diakui Tasya kalau anak-anak juga bisa saja masih menangis ketika di dalam pesawat. Terlebih bila waktu perjalanan sampai puluhan jam seperti yang ia lalui.
Tasya mengungkapkan kalau dirinya juga pernah mengalami harus menenangkan Arrasya yang menangis setelah berada di dalam pesawat selama lebih dari 20 jam. Terpenting menurutnya, orang tua harus bisa tenang untuk bantu membuat anak nyaman dan tenang kembali.
"Dibalik nangisnya dia inget bahwa our kids is having a hard time.. jadi tarik napas, yuk bisa yuk.. seenggaknya kita bisa tenang dan bikin dia nyaman dan kita bisa "ada" untuk penuhin kebutuhannya," tutur Tasya.
Anak menangis di transportasi umum memang sering kali membuat penumpang lain terganggu. Saran Tasya, orang tua tidak perlu fokus pada tanggapan orang lain ketika anak sendiri sedang rewel. Kondisi itu, menurutnya, bukan berarti menandakan seseorang jadi orang tua yang buruk.
"Kita fokus ke apa yang bisa kita kendaliin dulu. Selain itu, mental anak juga disiapin dari beberapa minggu sebelum berangkat. Di-briefing dulu berulang2 kalo kita akan naik pesawat lamaaa... kalo belum oernah naik pesawat, cari buku/tontonan tentang pesawat," kata Tasya.