Suara.com - Usia tua salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya masalah fungsi gerak pada lutut. Persendian pada area lutut biasanya makin terkikis akibat faktor penuaan, terlebih bila seseorang kekurangan kalsium juga jarang olahraga.
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Reggy Trialetta Injo, Sp.KFR., mengatakan penyakit penuaan pada sendi disebut dengan osteoarthritis (OA) atau yang biasa disebut oleh masyarakat awam dengan pengapuran sendi.
"OA merupakan suatu kondisi yang sangat sering ditemukan pada usia lanjut. OA merupakan tipe arthritis yang terbanyak dengan angka kejadiannya sebesar 240 per 100.000 orang tiap tahun," kata dokter Reggy dalam acara temu media di Jakarta beberapa waktu lalu.
Prevalensi osteoarthritis di Indonesia meningkat seiring dengan usia, yaitu sebesar 5 persen pada individu berusia kurang dari 40 tahun, 30 persen pada usia 40 sampai 60 tahun, dan 65 persen pada usia lebih besar dari 61 tahun.
Baca Juga: Stiletto, Cantik Dikenakan Tapi Berdampak Buruk Buat Kesehatan
Penyakitt OA lutut biasanya lebih banyak terjadi pada laki-laki, yaitu sebanyak 15,5 persen dan 12,7 persen terjadi pada perempuan. Dokter Reggy menjelaskan bahwa faktor risiko OA tidak hanya karena faktor usia. Tapi juga genetik, aktivitas fisik, obesitas, hingga riwayat cedera.
"OA merupakan suatu penyakit yang sangat membebani kualitas hidup penderitanya, dan dapat menyebabkan disabilitas. Karena terjadi kerusakan pada sendi secara menyeluruh, dapat melibatkan tulang rawan sendi, bantalan sendi, ligament dan tulang itu sendiri," jelas dokter Reggy.
Bila sudah terlanjur mengalami pengapuran tulang tersebut, ia menyarankan untuk lakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (Xray, MRI, USG), dan terapi yang diberikan. USG lutut dilakukan untuk melihat struktur-struktur di lutut yang tidak dapat terlihat pada Xray. Juga harganya relatif lebih murah bila dibandingkan dengan MRI.
“OA tidak dapat disembuhkan, namun keluhan OA dapat dikontrol sehingga penderita dapat beraktivitas dan melakukan kegiatan sehari-hari tanpa merasakan nyeri. Tatalaksana yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi pasien, tidak semua pasien dengan OA mendapat terapi yang sama," jelas dokter Reggy.
Secara garis besar, terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri dan peradangan dengan menggunakan berbagai modalitas fisik, mempercepat regenerasi jaringan dengan modalitas fisik dan terapi regeneratif seperti Prolotherapy, Platelet Rich Plasma, ataupun Secretom.
Baca Juga: Metode Baru Atasi Pengapuran Sendi
Adapun gejala penyakit nyeri bagian lutut yang bisa terjadi seperti, sering kesemutan, rasa nyeri lutut dalam waktu lama, lutut tidak bisa digerakkan dan ditekuk, mengalami demam dan muncul kemerahan pada lutut, hingga tidak bisa berdiri.