Suara.com - Keberlangsungan orangutan sebagai primata besar yang hanya hidup di pulau Sumatera dan Kalimantan memiliki banyak tantangan. Populasinya yang kerap berada dalam bayang-bayang kepunahan tidak hanya mengancam spesies tersebut, tapi juga keragaman hayati ekosistem hutan.
Dampak orangutan sebagai umbrella species kepada habitatnya begitu besar sehingga keberadaannya memiliki nilai lebih. Karena itulah edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya pelestarian orangutan harus didapatkan masyarakat dari berbagai pihak. Termasuk generasi muda di sekolah.
Hal ini membuat, BCA dengan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) membuat program Orangutan Goes To School (OGTS). Hal ini dilakukan dengan harapan para pelajar dapat memahami betapa krusialnya peran orangutan bagi lingkungan hidup serta dapat turut berperan aktif melestarikan orangutan ke depannya.
"Hingga saat ini, OGTS berhasil menjangkau 3.602 pelajar dari 37 sekolah di Kalimantan," jelas EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn dalam siaran pers yang Suara.com terima, Jumat (26/5/2023).
Baca Juga: Kemensos Edukasi Generasi Muda untuk Mencintai Lansia
Lebih lanjut kata Hera, pihaknya nerdama BOSF juga baru saja melakukan pelepasliaran lima orangutan ke Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur. Kelima orangutan tersebut sebelumnya "belajar" di fasilitas area konservasi orangutan BOSF di Samboja Lestari, Kalimantan Timur.
Setelah mendapat persetujuan dari para ahli, mereka yang dinyatakan "lulus" untuk dilepasliarkan ke habitat alaminya adalah Mayer, Andreas, Elaine, Leann, dan Riana.
"Orangutan memiliki peran besar dalam menjaga biodiversitas ekosistem hutan, karenanya keberadaannya harus terlindungi sampai kapan pun. Pelepasliaran kelima orangutan ke Hutan Kehje Sewen ini merupakan usaha jangka panjang dalam menjaga masa depan keanekaragaman hayati di Indonesia," ujar dia.
Hingga Mei 2023, BCA telah berkontribusi terhadap pelepasliaran 49 orangutan dan rehabilitasi 46 orangutan. Sert berpartisipasi dalam perawatan cagar alam secara jangka panjang dan pengembangan masyarakat berkelanjutan.
Sebanyak 9.000 bibit pohon sudah ditanam di areal seluas 22,5 hektare guna mendukung kawasan rehabilitasi orangutan dan beruang madu di Samboja Lestari, Kalimantan Timur.
Baca Juga: Pemilu Tahun Ini Berbeda! Banyak Caleg Usia Muda, Tren? Terobosan Baru?