Suara.com - Bagi pemilik usaha kuliner yang merasa bisnisnya jalan di tempat, pakar ingatkan untuk lakukan scale up agar punya banyak cabang hingga membuka lapangan pekerjaan.
Scale up adalah strategi bisnis untuk mengembangkan perusahaan agar semakin besar. Hasilnya perusahaan mampu bersaing di pasar yang lebih luas dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
"Dengan bisnis kuliner itu jadi sektor yang sangat berdampak loh. Misalnya aja warung makan pegel lele saat membukanya itu akan langsung ada 2 tenaga yang dipekerjakan loh. Terus kalau bikin 5 cabang warung makan berarti 10 tenaga kerja bisa punya mata pencarian," ujar Founder sekaligus Edukator Foodizz Academy, Rex Marindo saat konferensi pers ESB X Foodizz di Jakarta Selatan, Selasa (23/5/2023).
Berikut ini 4 kesalahan bisnis sulit berkembang atau susah scale up menurut Rex yang harus diperhatikan pemilik usaha kuliner:
Baca Juga: Cara Membuat Sambal Lamongan, Bisa Tahan 7 Hari, Soal Rasa, Jangan Tanya!
1. Proses Manual
Proses manual ini membuat bisnis sulit berkembang karena harus memasukan data satu per satu, dari mulai penjualan, omset, keuntungan atau laba, bahkan prosedurnya hanya dari tulisan.
"Bayangkan kalau proses manual ini karyawannya udah puluhan atau bahkan ratusan, akan sangat sulit mengaturnya karena butuh waktu lama untuk menyelesaikannya," papar Rex.
2. Uang Lenyap Tanpa Sadar
Inilah yang membuat bisnis sulit maju, karena pemilik usaha tidak sadar kemana uang investasi atau hasil penjualan yang diperoleh. Apalagi seringnya usaha kuliner ada toleransi cheating atau bahan makanan terbuang, basi atau bahkan takaran yang terlalu banyak menyebabkan uang bisa lenyap tanpa jejak.
Baca Juga: Boleh Dicoba! 6 Rekomendasi Kuliner Malam di Bandung, Nomor 6 Paling Banyak Dikunjungi
"Pemborosan uang lenyap bisa puluhan, ratusan bahkan milyaran tanpa disadari," sambung Rex.
3. Biaya Usaha Tinggi
Banyak pengusaha tidak memperhitungkan biaya operasional yang sangat tinggi saat menjalankan usaha kuliner. Hasilnya keuntungan perusahaan bisa sangat kecil atau bahkan minus alias merugi.
4. Training Manual
Jika ingin memiliki banyak cabang Rex menyarankan pelaku usaha kuliner harus membuat training berbentuk video, alih-alih standar operasional prosedur (SOP) dijelaskan dalam bentuk tulisan yang bisa menimbulkan bias.
"Jadi misalnya ditulis masukan bahan setelah mendidih itu gimana bentuknya, kalau di video bisa terlihat. Termasuk juga pakai api kecil itu gimana gambarinnya bingung. Kalau video kan bisa terlihat, jadi kualitas dan rasa makanan satu cabang dengan cabang lain sama," tutupnya.