Seorang pelaku mungkin merasa sakit hati karena putus cinta baru-baru ini atau di masa lalu. Alih-alih mencoba mengatasinya dengan cara yang sehat, mereka memutuskan untuk menggunakan pornografi nonkonsensual untuk menimbulkan rasa sakit emosional dan menghancurkan.
2. Kecemburuan
Pasangan masa lalu mungkin didorong oleh rasa posesif dan menargetkan mantannya dengan maksud untuk mempersulit hubungan masa depan korban.
3. Ketidakcukupan seksual
Mereka mungkin ingin mengalihkan perhatian dari kekurangan mereka sendiri dengan mencoba mempermalukan korban.
4. Ketakutan
Mereka mungkin takut kehilangan hubungan dengan korban dan menggunakan ancaman revenge porn untuk mengendalikan korban dan memaksa untuk tetap tinggal. Dengan cara ini, pornografi nonkonsensual dapat menjadi bagian dari pola kekerasan dalam rumah tangga yang lebih luas.
5. Misogini
Karena sebagian besar korban revenge porn adalah wanita dan pelakunya laki-laki, prasangka yang mendarah daging terhadap wanita juga bisa menjadi motifnya.
Baca Juga: Musisi Segala Musim! Aldi Taher Buat Lagu Baru Terinspirasi Video Syur Rebecca Klopper
Apa pun motifnya, pelaku merasa berhak untuk membagikan konten pribadi korban kepada orang lain, baik itu teman atau orang asing. Dengan melakukan itu, mereka melanggar privasi dan memanfaatkan kepercayaan korban.