5. Jangan salahkan dirimu sendiri
Anda mungkin merasa naif mempercayai orang lain dengan konten intim Anda atau bahkan salah mengambil gambar. Bahkan jika Anda dengan rela mengirim gambar ke pasanhan, kesalahan sepenuhnya ada pada mereka karena merusak kepercayaan Anda dan membagikan konten. Jika gambar tersebut disebarkan oleh seseorang yang tidak Anda kenal, mereka bersalah karena melanggar privasi Anda dan mencuri dari Anda.
6. Fokus pada kualitas positif Anda
Semua orang membuat kesalahan. Alih-alih menyalahkan diri sendiri karena salah langkah, alihkan fokus Anda ke kualitas terbaik Anda. Tulis daftar hal-hal yang Anda kuasai atau cara Anda meningkatkan kehidupan orang lain. Melakukan hal itu dapat membantu Anda mengakui bahwa identitas Anda tidak hanya terikat pada pengalaman negatif ini.
7. Kelola stres dan trauma
Pelanggaran privasi Anda dapat membuat Anda merasa seolah-olah dunia adalah tempat yang tidak aman. Ancaman tampaknya mengintai di mana-mana, dan Anda mungkin merasa tidak nyaman dalam pertemuan sosial. Mungkin Anda menjadi terlalu waspada, yang membuat pikiran dan tubuh Anda terus-menerus stres. Tetapi ada cara positif untuk mengelola stres itu.
Mulailah untuk aktif, seperti berolahraga. Coba juga latihan mindfulness, serta vereksperimenlah dengan praktik relaksasi. Latihan pernapasan, yoga, dan berbagai jenis meditasi adalah beberapa teknik pereda stres yang terbukti.
8. Mulailah untuk membangun kembali
Anda mungkin sudah mulai mengurangi kehadiran online karena takut akan penguntit atau pelecehan. Di sisi lain, kecemasan Anda mungkin mendorong Anda untuk menghabiskan lebih banyak waktu di Internet daripada sebelumnya, terus mencari untuk melihat apakah gambar tersebut muncul kembali.
Karena itu, ubahlah rasa sakit menjadi tujuan. Bersabarlah, penyembuhan tidak terjadi dalam semalam. Anda juga bisa pergi berbulan-bulan dengan perasaan lebih baik, hanya untuk mengalami penurunan suasana hati saat luka lama terbuka kembali.