Mahfud MD Sebut LGBT Sebagai Kodrat dan Tak Bisa Dilarang, Penelitian Bilang Begini

Senin, 22 Mei 2023 | 08:45 WIB
Mahfud MD Sebut LGBT Sebagai Kodrat dan Tak Bisa Dilarang, Penelitian Bilang Begini
Menkopolhukam Mahfud MD menyampaikan tentang kasus TPPO di UIN Sunan Kalijaga, Kamis (04/05/2023). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Survei UK Biobank menanyakan: "Apakah Anda pernah melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis?"; survei 23andMe juga menampilkan pertanyaan serupa. 

Hasilnya, tim menemukan adanya lima penanda genetik yang secara signifikan terkait dengan jawaban "ya" untuk pertanyaan tersebut. Dua penanda terdapat pada koresponden pria dan wanita, dua khusus untuk pria, dan satu hanya ditemukan pada wanita.

Salah satu varian genetik dekat dengan gen yang terkait dengan kebotakan laki-laki, menunjukkan ikatan dengan hormon seks seperti testosteron. Lainnya berada di area gen penciuman, yang dikaitkan dengan ketertarikan seksual. 

Ketika para peneliti menggabungkan semua varian yang mereka ukur di seluruh genom, diperkirakan bahwa genetika dapat mempengaruhi sekitar 8-25 persen perilaku nonheteroseksual. Sisanya, kata mereka, pengaruh dari lingkungan, yang bisa berkisar dari paparan hormon di dalam rahim hingga pengaruh sosial di kemudian hari.

Tetapi lima penanda DNA yang mereka temukan menjelaskan kurang dari 1 persen dari perilaku ini, begitu pula analisis lain yang memasukkan lebih banyak penanda dengan efek yang lebih kecil. Seperti ciri-ciri perilaku lainnya seperti kepribadian, tidak ada "gen gay" tunggal, kata anggota tim Broad, Andrea Ganna. 

Sebaliknya, perilaku seksual sesama jenis tampaknya dipengaruhi oleh ratusan atau ribuan gen, masing-masing dengan efek kecil.

Penelitian sebelumnya juga menemukan orang-orang dengan penanda ini lebih terbuka terhadap pengalaman baru, lebih mungkin menggunakan mariyuana, dan berisiko lebih tinggi untuk penyakit mental seperti depresi. 

"Orang LGBTQ mungkin lebih rentan terhadap penyakit mental karena tekanan sosial," catat para peneliti dalam studinya yang diterbitkan pada situs Science.

Peneliti lain memperingatkan bahwa temuan ini dibatasi oleh fakta bahwa seseorang yang memiliki pengalaman seks sesama jenis dihitung sebagai nonheteroseksual meski hanya satu kali dilakukan. Padahal, pengalaman yersebut bisa saja karena seseorang ingin mencoba pengalaman baru daripada orientasi seksual, kata Dean Hamer, pensiunan ahli genetika dari National Institutes of Health di Bethesda, Maryland. 

Baca Juga: Johnny G Plate Tersandung Kasus Korupsi, Ini Jumlah Tower yang Mangkrak Akibatnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI