Suara.com - Setelah digugat cerai Virgoun, Inara Rusli mantap untuk membuka cadarnya. Namun, alasan Inara Rusli membuka cadar tersebut demi kepentingan pekerjaan agar bisa memenuhi kehidupan anak-anaknya.
Pelepasan cadar Inara Rusli ini dilakukan saat menggelar konferensi pers. Inara mengatakan,semua itu dilakukan demi anak-anaknya dan karena keadaan ia harus membuka cadarnya.
"Sekarang aku mau mandiri, kerja lagi demi anak-anak aku. Ada unsur daruroh atau darurat di sini. Jadi aku harus membuka cadar," kata Inara Rusli ditemui di kawasan Senopati, Jakarta Selatan pada Kamis (18/5/2023).
Setelah membuka cadarnya, Inara Rusli lalu menangis. Ia berharap, dengan dirinya yang membuka cadar ini, tidak ada yang berpikiran negatif atau tentangnya.
Baca Juga: Ibu Virgoun dan Ibunda Indah Permatasari Kolab di Podcast, Nama Doddy Sudrajat Disebut: Satu Circle
"Mudah-mudahan semua tidak berburuk sangka kepada aku. Karena aku juga berjuang buat anak-anak aku," jelas Inara Rusli.
Mengutip Nu Online, terkait penggunaan cadar disebutkan tidak wajib. Pasalnya, bagian wajah wanita disebutkan bukanlah aurat. Para ulama juga memiliki berbagai pendapat mengenai aurat seorang wanita.
1. Mazhab Hanafi
Menurut mazhab hanafi, wajah perempuan tidak termasuk aurat, sehingga tidak wajib ditutupi atau memakai cadar. Hal ini karena aurat seorang wanita yaitu seluruh tubuh kecuali kedua telapak tangannya serta wajahnya.
“Dan keseluruhan badan perempuan merdeka adalah aurat, kecuali wajahnya dan kedua telapak tangannya.” (Lihat: Ali bin Abu Bakar al-Marghinani, al-Hidayah Syarh Al-Bidayah, juz 1, h. 285).
Baca Juga: Inara Rusli Putuskan Lepas Cadar Demi Ini
2. Mazhab Maliki
Sementara itu, Syekh Ibnu Khalf al-Baji dari mazhab Maliki juga setuju. Hal ini karena wajah bukanlah bagian dari aurat.
“Dan keseluruhan (badan) perempuan adalah aurat, kecuali wajahnya dan kedua telapak tangannya.” (Sulaiman bin Khalf al-Baji, al-Muntaqa Syarh Al-Muwattha’, juz 4, h. 105).
3. Mazhab Syafi’i
Pendapat lainnya yaitu, Imam Nawawi dari mazhab Syafi’i. Mazhab satu ni juga menyebutkan kalau aurat wanita seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangannya.
“Adapun perempuan, jika merdeka, maka seluruh tubuhnya merupakan aurat, kecuali wajah dan kedua telapak tangan.” (Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Raudhatut Thalibin, juz 1, h. 104).
Namun, sebagian ulama mazhab Syafi’i yang lain menyatakan, wajah perempuan termasuk aurat, maka wajib ditutupi.
“Adapun aurat perempuan di luar shalat dari sisi pandangan laki-laki lain terhadap dirinya adalah seluruh badannya, sampai wajah dan kedua telapak tangan.” (Lihat: Abdullah bin Hijazi Asy-Syarqawi, Hasyiyatus Syarqawi Ala Tuhfathit Tullab, juz 1, h. 174).
4. Mazhab Hambali
Syekh Ibnu Qudamah al-Hambali menyebutkan:
“Dan seluruh tubuh perempuan adalah aurat, kecuali wajah. Sedangkan terkait kedua telapak tangan terdapat dua riwayat.” (Abdullah bin Qudamah, al-Kafi fi Fiqhil Imam Ahmad, juz 2, h. 20).
Dengan demikian, terkait penggunaan cadar bukanlah hal yang diwajibkan. Hal ini karena wajah dan telapak tangan bukanlah aurat. Oleh sebab itu tidak ada kewajiban untuk memakai cadar.