Hadir dengan Wajah Baru, Galeri Indonesia Kaya Suguhkan Lagi Panggung Budaya untuk Penikmat Seni

Ririn Indriani Suara.Com
Minggu, 14 Mei 2023 | 09:00 WIB
Hadir dengan Wajah Baru, Galeri Indonesia Kaya Suguhkan Lagi Panggung Budaya untuk Penikmat Seni
(Ki-ka): Sri Panggung, Tompi, Renitasari Adrian dalam konferensi pers Re-opening Galeri Indonesia Kaya, Jumat (12/5/2023).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah lebih dari 2 tahun tutup karena pandemi yang melanda dunia, Galeri Indonesia Kaya telah mempercantik diri dan kembali hadir untuk menyapa para penikmat seni dalam #GIKwajahbaru.

Berlokasi di West Mall Grand Indonesia lantai 8, Galeri Indonesia Kaya (GIK) merupakan ruang publik yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dalam memadukan konsep edukasi dan digital multimedia untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia dengan cara yang menyenangkan, terbuka untuk umum, dan tidak dipungut biaya.

Galeri Indonesia Kaya merupakan bentuk komitmen Bakti Budaya Djarum Foundation untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia, khususnya kepada generasi muda agar tidak kehilangan identitasnya sebagai bangsa Indonesia.

Sejak diresmikan pada 2013, GIK telah menjadi rumah bagi para pekerja seni kreatif Indonesia untuk menampilkan berbagai karyanya. GIK telah dikunjungi lebih dari 600.000 pengunjung dan menggelar lebih dari 2.000 pertunjukan yang dipadu dengan konsep kekinian.

Baca Juga: Sudut Pandang Positif Terhadap Buku 'Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat'

Selama itu pula, lebih dari 500 pekerja seni terlibat dalam beragam kegiatan seni seperti tarian, teater, monolog, pertunjukan musik, apresiasi sastra, kunjungan budaya, dan sebagainya.

Namun, pandemi yang melanda Indonesia sejak 2020, membuat ruang publik ini harus ditutup seiring peraturan pemerintah yang mengatur penutupan restoran, bioskop, museum, teater dan ruang publik lainnya sebagai upaya mencegah penularan virus corona.

Prosesi pemotongan pita re-opening Galeri Indonesia Kaya.
Prosesi pemotongan pita re-opening Galeri Indonesia Kaya.

“Pandemi yang melanda dunia membuat banyak acara seni pertunjukan panggung ditiadakan. Namun, keadaan ini mendorong kami untuk berkreasi dalam menampilkan berbagai kegiatan bertema #DiRumahAja ke dalam medium ruang virtual (online) dan mendorong para pekerja seni untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru ini agar ekosistem industri seni pertunjukan tetap bertahan," ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.

Kesempatan ini, lanjut dia, juga menjadi momen bagi pihaknya untuk melakukan renovasi untuk mempercantik Galeri Indonesia Kaya agar bisa tampil dengan wajah baru yang memberi kesegaran dalam dunia kreatif seni pertunjukan Indonesia.

"Pembukaan kembali GIK ini juga tidak lepas dari dukungan para pekerja seni, rekan-rekan media, dan para pecinta seni Indonesia yang sabar menantikan #GIKwajahbaru,” imbuh Renita.

Baca Juga: Xenoglosofilia: Bahasa Asing vs. Identitas Budaya Indonesia

Hadir sebagai panggung budaya, GIK menyediakan ruang pertunjukan seni berupa auditorium dimana para pekerja seni dapat melakukan berbagai kegiatan seperti workshop, tarian, teater, monolog, pertunjukan musik, apresiasi sastra, pemutaran film, dan lain sebagainya.

Auditorium berkapasitas 150 orang ini didukung fasilitas modern sebagai sarana bagi pelaku seni maupun masyarakat umum untuk menampilkan berbagai kesenian Indonesia dan kegiatan lainnya secara gratis, termasuk pengunjung dan penontonnya.

Setiap pelaku seni memiliki kesempatan yang sama untuk menggunakan auditorium, baik untuk latihan maupun pertunjukan.

Re-opening Galeri Indonesia Kaya yang digelar pada Jumat (12/5/2023).
Re-opening Galeri Indonesia Kaya yang digelar pada Jumat (12/5/2023).

Auditoriumnya sudah dilengkapi dengan panggung sebesar 13x3m dengan tiga buah screen dilengkapi proyektor utama 10.000 lumens dan projector pendukung 7.000 lumens, sound system dengan audio power mencapai 5000 watt, disertai dengan moving LED di atas panggung.

Untuk dapat menggunakan semua fasilitas tersebut, masyarakat hanya perlu mengirimkan proposal program dan kegiatan yang mengangkat tema keIndonesiaan kepada tim GIK.

Proses kurasi serta pengaturan jadwal pementasan dan promosi ditangani langsung oleh tim internal untuk kemudian dipilihlah program-program yang sesuai dengan konsep GIK.

“Selain dapat digunakan oleh masyarakat umum, kami juga menghadirkan pertunjukan unggulan yang diselenggarakan setiap Sabtu pukul 15.00 WIB dan akan ditayangkan keesokan harinya melalui akun YouTube IndonesiaKaya. Ini menjadi salah satu misi kami agar para penikmat seni yang berada di luar Jakarta dan sekitarnya dapat tetap menyaksikan berbagai pementasan di GIK secara virtual,” terang Renitasari.

Galeri tersebut hadir sebagai penggung budaya yang dapat digunakan berbagai komunitas kreatif untuk menampilkan karya-karyanya kepada masyarakat.

Hal ini merupakan bentuk dukungan untuk menciptakan dan mengembangkan lebih banyak lagi orang-orang kreatif di masyarakat Indonesia, khususnya kalangan anak muda.

Telah banyak seniman dan komunitas seni muda yang memulai karirnya dan lahir dari panggung GIK untuk memberikan nuansa baru di dunia seni pertunjukan Indonesia, antara lain penyanyi Naura dan Neona, koreografer Ufa Sofura, dan lainnya.

Selain itu, melalui Program Ruang Kreatif, ada berbagai komunitas seniman muda di berbagai daerah yang untuk pertama kalinya berkesempatan menampilkan karyanya di galeri tersebut dan ditonton masyarakat, seperti Flying Balloons Puppets dari Yogyakarta dan lainnya.

Selain menampilkan ragam budaya nusantara di panggung budaya auditorium, konsep desain Galeri Indonesia Kaya ini tetap mengangkat ke-khas-an Indonesia dalam interior sentuhan rotan kekinian dengan motif pucuk rebung dan kembang tanjung, motif parang (pada ceiling).

Berbagai aplikasi terbaru dihadirkan dalam bentuk projection mapping dengan teknologi sensor yang interaktif dan menyenangkan.

Secara keseluruhan, terdapat 7 aplikasi yang terinspirasi dari ragam kekayaan Indonesia, antara lain: Bersatu Padu, Selaras Seirama, Sajian Rasa, Arundaya, Cerita Kita, Arungi, dan Pesona Alam (keterangan terlampir).

Sesuai dengan tema besar konsep wajah baru Galeri Indonesia Kayu, penikmat seni disuguhkan dengan tema Bhinneka Tunggal Ika yang akan mewarnai pertunjukan sepanjang Mei ini.

Untuk acara pembukaan kembali sekaligus pementasan perdana, GIK menghadirkan Tompi, Sri Panggung, dan Danang Suryonegoro. Sri Panggung adalah grup vokal wanita (trio) yang terbentuk dari berbagai program yang diselenggarakan oleh Indonesia Kaya.

Terdiri atas Galabby, Louise Monique, dan Jessica Januar, ketiganya berprofesi sebagai penyanyi serta seniman panggung pertunjukan, dan juga terlibat dalam Serial Musikal Nurbaya dan Payung Fantasi.

Suasana juga terasa haru ketika layar menampilkan berbagai seniman Indonesia yang pernah tampil di GIK namun telah berpulang, antara lain Mpok Nori, Pak Raden, Laila Sari, Glenn Fredly, Sapardi Djoko Damono, Ayu Bulantrisna Djelantik, Elly Kasim, Nano Riantiarno, Rusdy Rukmarata, dan Carlo Saba.

“Wajah baru Galeri Indonesia Kaya ini luar biasa. Penampilan Tompi luar biasa, Sri Panggung juga luar biasa. Semuanya sangat bagus dan menghibur. Harus sering-sering ngadain acara begini,” jelas Ratna Riantiarno, pendiri Teater Koma.

Hal senada juga diungkapkan oleh Erwin Gutawa selaku komposer. Ia mengemukakan usai menyaksikan acara tersebut semakin bangga jadi orang Indonesia.

Erwin Gutawa mendukung upaya yang dilakukan Galeri Indonesia Kaya yang terus men-support seni budaya Indonesia agar jauh lebih hebat.

“Semoga dengan kehadiran #GIKwajahbaru ini, dapat mendorong berbagai komunitas kreatif untuk menciptakan ide-ide baru dan mengembangkan lebih banyak lagi orang-orang kreatif di masyarakat Indonesia,” tutup Renitasari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI