Apa yang Salah dengan Pendidikan Karakter?

Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 12 Mei 2023 | 09:06 WIB
Apa yang Salah dengan Pendidikan Karakter?
Praktisi pendidikan Dr Novianty Elizabeth Ayuna, SH, MPd diapit para siswa. (Foto: Dok. Sekolah Putra Pertiwi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa bulan terakhir ini, dunia media dan media sosial diramaikan dengan perilaku anak “pejabat” yang melakukan tindakan semena-mena terhadap rekannya.

Sebut saja kasus Mario Dandy Satriyo, anak seorang pejabat di kantor pajak yang menganiaya Cristalino David Ozora Latumahina hingga koma dan Aditya Hasibuan yang merupakan anak AKBP Achiruddin Hasibuan, perwira polisi di Polda Sumatera Utara (Sumut) yang menganiaya Ken Admiral.

Parahnya lagi, penganiayaan disaksikan dan dibiarkan oleh sang ayah. Hal ini menjadi sorotan publik sekaligus mengundang banyak komentar dan pendapat yang berfokus kepada permasalahan pendidikan karakter.

Melihat fenomena itu, Sekolah Putra Pertiwi, salah satu sekolah unggulan di Tangerang Selatan, provinsi Banten, melihat permasalahan tersebut harus diberi perhatian serius.

Pasalnya, dunia pendidikan salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam pembentukan karakter.

Mengambil waktu dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional, yang jatuh pada 2 Mei, Sekolah yang menyediakan jenjang pendidikan dari SD sampai SMK ini mengadakan diskusi khusus yang bertajuk “Apa yang Salah dengan Pendidikan Karakter?”.

Sebagaimana ditegaskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ada tiga masalah besar terkait karakter dalam generasi muda kita termasuk yg masih berstatus peserta didik, yakni intoleransi, pelecehan (harassment) terutama seksual, dan perundungan atau biasa dikenal dengan istilah bullying.

Menyikapi permasalahan kekerasan fisik yang terjadi belakangan ini, praktisi pendidikan Dr Novianty Elizabeth Ayuna, SH, MPd mengatakan idealnya pendidikan itu berlangsung di tiga sentra, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

''Pemerintah melalui Kemendikbud hingga saat ini telah berusaha mengembangkan berbagai moda pembelajaran karakter termasuk membentuk satu unit khusus untuk itu. Akan tetapi saya melihat upaya Kemdikbud ini tidak diperkuat secara sinergis oleh kedua sentra pendidikan lainnya,” ujar Kepala Sekolah Putra Pertiwi ini.

Baca Juga: Ulasan Buku Sorban yang Terluka: Menyingkap Sisi Lain dari Sebuah Pesantren

Dalam diskusi tersebut Novianty yang juga dosen di sebuah perguruan tinggi swasta itu membahas mengenai peran serta keluarga dan orang tua dalam proses tumbuh kembang anak terutama dalam permasalah pembentukan karakter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI