Suara.com - Nusa Tenggara Timur (NTT) perlu mendapatkan edukasi digital, karena mengalami penurunan indeks literasi digital di 2022 dibanding 2021 silam.
Literasi digital adalah pengetahuan atau kecakapan pengguna internet dalam memanfaatkan media digital seperti media sosial, belanja online, mengakses informasi hingga berbagi informasi melalui teknologi.
Berdasarkan laporan Survei Status Literasi Digital Indonesia 2022 yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), NTT di 2020 masuk sebagai 10 provinsi dengan indeks literasi terbaik yakni mencapai 3,60 di atas rerata Indonesia yaitu 3,49 di 2021.
Sedangkan di tahun lalu, NTT sama sekali tidak masuk dalam 15 provinsi terbaik, bahkan di bawah rata-rata indeks literasi digital Indonesia 2022 yakni 3,54.
Baca Juga: Cek Fakta: Arya Saloka Antar Amanda Manopo ke Lokasi Syuting Film Indigo, Ini Kata Sara Wijayanto
Sehingga dengan poin skala 1-5, indeks literasi Indonesia berada di level sedang, berdasarkan indikator digital skill, digital ethics, digital safety, dan digital culture.
PLT Kadis Kemenkominfo Kab. Ende NTT, Suprianto mengatakan literasi digital di NTT harus digencarkan karena 73,3 persen penduduk Indonesia adalah pengguna internet.
Pengguna internet khususnya media sosial yang besar ini, berisiko membuat masyarakat mudah termakan hoax, isu SARA, hingga berpotensi jadi korban kejahatan digital sehingga literasi digital di NTT harus digencarkan.
"Masyarakat hanya tahu cara menggunakan media sosial tanpa memahami akibatnya. Karenanya, Pekan literasi digital ini penting untuk meningkatkan wawasan digital masyarakat Ende," ujar Suprianto melalui rilis Pekan Literasi Digital yang diterima suara.com, Kamis (11/5/2023).
Sementara itu Dosen Akuntansi Universitas Flores, Dr. Laurentius D. Gadi Djou mengatakan Indonesia sedang melakukan transformasi digital agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan hidup di tengah teknologi digital yang terus berkembang.
Baca Juga: CEK FAKTA: Jokowi Gunakan Kekuasaan Atur KPK, Bawaslu, KPU dan MK untuk Jegal Anies Menjadi Capres
Namun Dr. Laurentius menambahkan transformasi digital harus dibarengi dengan kemampuan masyarakat menyerap informasi yang baik dan benar, serta tidak mengabaikan norma dan adat sebagai ciri khas masyarakat Indonesia.
"Hal-hal dasar yang harus diperhatikan diantaranya perhatikan norma budaya, menjaga etika saat berada di dunia maya, serta keamanan dan kenyamanan diri sendiri dan orang lain dalam lingkungan digital," timpal Dr. Laurentius.
Sementara itu Workshop Literasi Digital baru saja digelar di Graha Ristela, Kabupaten Ende, NTT pada Rabu, 10 Mei 2023 yang bertajuk kampanye #MakinCakapDigital hasil kerjasama Kemenkominfo dan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).