3 Fakta Prof. Sulianto Saroso, Sosok Dokter Perempuan yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Rabu, 10 Mei 2023 | 11:06 WIB
3 Fakta Prof. Sulianto Saroso, Sosok Dokter Perempuan yang Jadi Google Doodle Hari Ini
Doodle Prof. Dr. Sulianti Saroso. [Google]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memperingati hari kelahiran Prof. Sulianti Saroso menjadi karakter Google Doodle hari ini. Tapi sayangnya sangat sedikit yang tahu tentang sosok yang berjasa di bidang kesehatan Indonesia ini.

Adapun potret Prof. Sulianti Saros dalam Google Doodle digambarkan sebagai sosok yang penuh kasih, melayani rakyat dengan alat seadanya dan sangat mencintai anak kecil.

Berikut ini fakta Sulianti Saroso, sosok dokter masa penjajahan di ujung Jakarta Utara yang berhasil dirangkum suara.com, mengutip Indonesia.go.id, Rabu (10/5/2023).

1. Tidak Pernah Menyuntik 

Baca Juga: Sejarah Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day yang Jadi Google Doodle 8 Maret 2023

Doodle Prof. Dr. Sulianti Saroso. [Google]
Doodle Prof. Dr. Sulianti Saroso. [Google]

Profesor yang juga seorang peneliti dan perancang kebijakan kesehatan, ternyata bukanlah dokter praktik sehingga ia tidak pernah menyuntik pasien yang dirawatnya.

Hal ini pernah diceritakan secara langsung oleh Dita Saroso, anak Prof.Sulianto Saroso yang mengatakan ibunya tidak pernah menyuntik dan menulis resep.

2. Berperan di 2 Bidang

Dalam catatan sejarah menyebutkan Prof. Sulianti Saroso berperan besar membentuk dan menginisiasi program pencegahan pengendalian penyakit menular dan keluarga berencana (KB). 

Perempuan yang lahir pada 10 Mei 1917 di Karangasem, Bali ini menjadi Direktur Jenderal Pencegahan, Pemberantasan, dan Pembasmian Penyakit Menular (P4M) pertama Indonesia pada 1967 silam.

Baca Juga: Kenang Didi Kempot, Ambyar Bersama Google Doodle, Ini Karya Terpopuler "Maestro Campursari"

3. Diabadikan Jadi Nama RS

Berperan besar dalam infeksi penyakit menular membuat Prof. Sulianti fokus mendirikan Klinik Karantina di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Klinik itu lantas dikembangkan menjadi RS penyakit menular sekaligus untuk keperluan riset penyakit menular. 

RS tersebut kini dinamai dengan RS Pusat Infeksi Sulianto Saroso. RS ini merupakan kepanjangan dari klinik yang dibangun langsung Prof. Sulianto dan dipindahkan ke Jakarta Utara. Kini RSPI Sulianti Saroso jadi salah satu rumah sakit pemerintah, yang fokus meneliti dan menangani penyakit menular di Indonesia. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI