Suara.com - Band asal Inggris Coldplay dipastikan akan mengunjungi Indonesia dalam tur dunia bertajuk 'Music of Spheres' di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada 15 November 2023 di mendatang. Hal ini diungkap promotor PK Entertainment dalam akun Instagramnya hari ini, Selasa (9/5/2023).
Tentu saja, seluruh penggemar menyambut konser Coldplay yang akan digelar pertama kalinya di Indonesia ini. Terlebih, konser ini akan terasa spesial dan berbeda dari konser musisi lainnya, karena akan digelar berdasarkan prinsip keberlanjutan.
Dalam situs resminya, Coldplay menuliskan jika mereka ingin menjadikan tur ini bermanfaat bagi lingkungan dengan mendanai portofolio proyek berbasis alam dan teknologi dan dengan menarik lebih banyak CO2 secara signifikan daripada yang dihasilkan dari tur tersebut.
Lantas, seperti apa fakta menarik mengenai konser yang pertama kali diumumkan pada 14 Oktober 2021 untuk mendukung album studio kesembilan mereka, Music of the Spheres? Berikut daftarnya seperti yang Suara.com rangkum.
1. Berkomitmen adakan konser ramah lingkungan

Setelah merilis album kedelapan mereka Everyday Life (2019), Coldplay menyatakan bahwa mereka tidak akan melakukan tur sampai mereka dapat memastikan konser mereka berjalan ramah lingkungan, yang membuat rekaman tersebut dipromosikan dengan pertunjukan kecil untuk amal dan penampilan khusus di Benteng Amman di Yordania, disiarkan oleh YouTube.
Pada 14 Oktober 2021, sehari sebelum perilisan Music of the Spheres, band ini memposting di media sosial bahwa mereka akan kembali ke pertunjukan live setelah pandemi COVID-19. Pengumuman tersebut disertai dengan rencana 12 langkah terperinci, yang dikembangkan selama dua tahun dengan pakar lingkungan.
2. Mengurangi emisi karbon dioksida hingga 50% dibandingkan konser sebelumnya
Sebuah tim ahli keberlanjutan ditugaskan untuk menyelidiki jejak karbon Coldplay dan mempelajari cara menguranginya.
Baca Juga: Catat Tanggalnya! Coldplay Gelar Konser di GBK 15 November 2023
Maka sekarang, Coldplay percaya bahwa mereka akan mengurangi emisi karbon dioksida hingga 50% dibandingkan dengan Tur to to A Head Full of Dreams pada 2016-2017 silam.