Dr Richard Viney, seorang konsultan ahli bedah urologi di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Birmingham, mendesak pria untuk menghindari penggunaan cincin penis yang terbuat dari bahan keras.
"Bahan non-elastis seperti logam atau plastik keras harus dihindari. Bahaya dengan ini adalah bahwa mereka akan mengganggu drainase alami darah dari penis yang sedang ereksi sedemikian rupa sehingga membengkak berlebihan di luar cincin," kata dia.
Hal ini, jelasnya, bisa membuat cincin penis tidak bisa dilepas, dengan bagian penis melewati cincin kemudian mulai mati karena kekurangan darah segar.
Dr Viney menambahkan bahwa bahkan melepas cincin penis keras semacam itu bukannya tanpa risiko, karena peralatan berat diperlukan untuk memotongnya.
"Melepas darurat cincin penis tersebut sangat menantang dan bukan tanpa risiko cedera penis yang signifikan," katanya.
Profesor Giulio Garaffa, ahli uro-andrologi di International Andrology, klinik kesehatan seksual pria swasta di London, juga memperingatkan bahwa menggunakan cincin penis membawa sejumlah risiko.
Komplikasi ini dapat berkisar dari yang kecil, seperti trauma pada kulit dan jaringan subkutan hingga yang besar, seperti hilangnya penis setelah tercekik oleh cincin, katanya.
Dia menambahkan ini terutama berlaku untuk yang terbuat dari bahan seperti logam.
“Tentunya cincin penis yang terbuat dari bahan yang tidak elastis lebih cenderung menimbulkan masalah, seperti jika tersangkut di pangkal penis, lebih sulit untuk dilepas,” ujarnya.
Baca Juga: Cara Cari Titik Rangsang Pasangan Saat Hubungan Intim, Dokter Boyke: Jangan Lupa Mandi Bersama