Meski demikian, tidak bisa dipungkiri beberapa orang berfoto sebagai kenang-kenangan saat berada di Tanah Suci. Namun, Ustad Abdul Somad mengatakan, kalau untuk kenang-kenangan, lebih baik foto ramai-ramai sekali disertai doa-doa baik agar bisa kembali ke Tanah Suci
“Terus pada bilang ‘tapi kan Ustadz ini kenang-kenangan’, mending foto rame-rame, kasih tulisan ‘Semoga kita murah rezeki bisa haji dan umroh, aamiin, cukup gitu. Tidak perlu itu live streaming, mau masuk Masjid Nabawi pasang kamera. Do’a mau dilihat orang-orang,” jelasnya.
Ustad Abdul Somad menambahkan, tidak ada salahnya untuk berfoto. Namun tahu apa fokusnya. Artinya, coba untuk foto sekali, abis itu berdoa hal-hal baik. Selain itu, mempertontonkan ibadah juga riya sehingga bisa merusak amal ibadah haji atau umrah yang dijalankan.
“Ambil foto sekali, abis itu doa ‘semoga kita orang kampung bisa haji dan umrah’, cukup gitu. Tapi semua mau mau di streamingkan gitu, rusak amal kita. Sesungguhnya yang paling aku takutkan dari apa yang aku takutkan menimpa kalian adalah syirkul ashghar (syirik kecil), yaitu riya mempertontonkan amal. Dzikir ya dzikir aja. Cukup kita sama Allah aja yang tahu,” pungkas Ustad Abdul Somad.