Suara.com - Mantan atlet bulutangkis Greysia Polii telah melahirkan anak pertamanya pada 30 April 2023. Istri pengusaha Felix Djimin itu berhasil bisa hamil secara alami meski sebelumnya sempat mengikuti program simpan beku embrio.
Greysia Polii bercerita kalau ia dan suami awalnya sengaja menunda memiliki anak setelah menikah pada Desember 2020. Sehingga, mereka melakukan pilihan untuk menyimpan embrionya bila sudah siap untuk memiliki anak.
"Keputusan yang tidak mudah, tapi kami percaya itulah jalan terbaik demi mencapai prestasi maksimal di Olimpiade Tokyo 2021. Bahkan sesudah Olimpiade pun, masih ada beberapa pertandingan penting lain mewakili Indonesia," curhat Greysia lewat unggahannya di Instagram, dikutip Kamis (4/5/2023).
Sadar karena usianya yang telah di atas 35 tahun ketika itu bukan hal mudah untuk bisa hamil secara alami. Akhirnya, Greysia dan Felix memutuskan lakukan program simpan beku embrio setelah berkonsultasi dengan dokter.
Baca Juga: 10 Alasan Kenapa Menikah Muda Bisa Berbahaya bagi Kesehatan Mental
"Jadi kelak, kalau belum berhasil hamil secara alami, kami sudah punya cadangan embrio. Di tengah tekanan dari kondisi pandemi, persiapan Olimpiade, dan jadwal perjalanan yang ketat, program ini sungguh membantu menenangkan pikiran kami," ungkapnya.
Namun, takdir berkata lain. Pebulutangkis Ganda Putri peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu rupanya tetap bisa hamil secara alami tak lama setelah dirinya pensiun sebagai atlet.
"Jadi embrio kami tetap disimpan sampai kelak jika diperlukan di masa depan. Membuat rencana yang baik memang penting, tetapi saya dan suami tetap menyerahkan segalanya kepada Tuhan," tuturnya.
Program simpan beku embrio atau kriopreservasi embrio memang kerap dijadikan solusi bagi pasangan yang ingin melakukan bayi tabung. Program tersebut dilakukan dengan menghentikan sementara kegiatan hidup dari embrio tanpa mengkibatkan kematian.
Proses tersebut biasanya menggunakan nitrogen cair untuk membekukan embrio. Dalam proses pelaksanaan bayi tabung, dokter biasanya mengambil sejumlah sel telur sekaligus dari tubuh pasien untuk berjaga-jaga apabila terjadi kegagalan pembuahan.
Sel-sel telur itu kemudian dibuahi oleh sel sperma di luar tubuh pasien. Apabila pembuahan berhasil, maka embrio akan terbentuk. Bila pasangan belum siap memiliki anak, maka embrio akan dibekukan terlebih dahulu. Bila sudah siap, maka embrio itu lah yang akan ditanam di rahim agar pasien bisa hamil.