Jangan Keseringan Masak Pakai Margarin, Dokter Bilang Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 29 April 2023 | 13:30 WIB
Jangan Keseringan Masak Pakai Margarin, Dokter Bilang Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
ilustrasi margarin. (pixabay.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menumis dengan margarin biasa dijadikan opsi untuk menambahkan aroma pada masakan. Sayangnya, hal tersebut menurut dokter berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung. Kok bisa?

Margarin berbahan dasar dari minyak nabati yang kemudian melalui proses hidrogenasi. Hidrogenasi adalah proses mengubah lemak cair menjad lemak padat untuk mempertahankan stabillitas di suhu ruang.

Berdasarkan penuturan dr. Nadhira Nuraini Afifa melalui unggahan reels instagram, pemicunya karena adanya proses hidrogenasi pada margarin yang menghasilkan lemak trans.

“Proses hidrogenasi ini bisa menghasilkan lemak trans yang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, yang lebih berbahaya dari lemak jenuh yang berada pada mentega,” ungkap dr. Nadhira, dikutip pada Jumat (28/4/2023).

Baca Juga: Dokter Boyke Ungkap Bahaya Gunakan Tisu Magic saat Berhubungan Seks

Oleh karena itu, dr. Nadhira pun tidak menyarankan penggunaan margarin sebagai pengganti minyak untuk menumis. Lantaran margarin memiliki titik asap yang rendah sehingga mudah menghasilkan asap yang bisa berupa senyawa yang berbahaya.

Selain itu, margarin juga mengandung lebih tinggi air yang dapat meletup saat digunakan untuk proses pemasakan. Serta makanan menjadi lebih cepat gosong saat dimasak karena kandungan lemaknya yang tidak terlalu tinggi.

“Jadi kalau mau memasak atau menumis kita bisa pilih minyak dengan titik asap yang tinggi. Seperti minyak jagung, minyak kedelai, minyak canola, minyak kelapa dan minyak kelapa sawit,” tambahnya.

Jika diperuntukkan pada anak, dr. Nadhira lebih menyarankan untuk menggunakan mentega (butter) karena tidak melalui pemrosesan seperti margarin. Sehingga saat menumis mentega tidak berubah menjadi lemak trans layaknya margarin yang tidak baik untuk anak.

Namun akan lebih baik jika berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter spesialis anak terlebih dulu.

Baca Juga: Dokter Boyke Bagikan Cerita Wanita Hamil Saat Masih Perawan, Gara-Gara Sperma Gak Sengaja Masuk Miss V?

Kendati begitu, dr. Nadhira pun menuturkan sejatinya tidak ada makanan yang 100 persen baik atau pun buruk.

“Pasti sulit untuk kita untuk bertahan mengolah makanan sesehat mungkin. Jadi timbang-timbang aja risk dan benefit-nya setiap makanan yah,” pungkas dr. Nadhira. (Shilvia Restu Dwicahyani)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI