Masih berkaitan dengan manajemen keuangan, Michella juga menerapkan kedisiplinan dalam hal biaya pemasaran.
“Dengan modal yang terbatas, kita harus cermat untuk menghitung rasio biaya operasional atau COGS dengan profit. Dulu, aku mengakali strategi promosi dengan penawaran barter review kepada influencer di media sosial. Modal minim, tapi efektivitas paparannya luas,” tambahnya.
Berani mengembangkan tim demi akselerasi bisnis
Banyak pebisnis pemula yang menunda ekspansi tim dengan alasan efisiensi biaya. Nyatanya, hal ini merupakan keputusan yang sedikit disesali Michella lantaran sempat menghambat pertumbuhan Skin Game.
“Apa yang aku pelajari adalah ketika bisnis mulai berkembang, dan memiliki cash-flow yang kuat, jangan takut untuk mengembangkan tim demi akselerasi pertumbuhan bisnis secara jangka panjang,” ungkap wanita yang tengah melanjutkan studi magister di Institut Teknologi Bandung ini.
Bangun kedekatan dengan konsumen
Kompetisi industri kecantikan bukanlah hal yang mudah. Maka dari itu, brand harus menerapkan diferensiasi agar mampu bertahan di tengah sengitnya gempuran kompetitor.
Salah satu diferensiasi dari Skin Game adalah membangun kedekatan dengan konsumen. Bagi Michella, brand harus mendengarkan segala masukan dari konsumen dan benar-benar diaplikasikan secara nyata untuk pengembangan kedepannya.
“Skin Game bukan hanya sebuah beauty business, namun juga relationship business. Saat ini, sudah ada lebih dari 400 anggota Skin Game’s Warrior di seluruh Indonesia,” paparnya.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Brand Skincare Lokal Paling Hits di Tahun 2023, Mana Favoritmu?
Eksplorasi semua peluang positif