Suara.com - Banyak orang menganggap, hubungan seks anal adalah suatu aktivitas intim yang menyenangkan, bahkan bisa terasa lebih menggairahkan. Mengingat, wilayah tubuh bagian anus memang dipenuhi dengan ujung saraf yang membuatnya menjadi sangat sensitif.
Meski begitu, mereka yang tahu bahayanya pasti tidak akan mau melakukannya. Hal ini diungkap oleh pakar seksual Dokter Boyke Dian Nugraha Sp.OG. Pasalnya, ada begitu banyak risiko kesehatan yang bisa diderita saat seseorang melakukan seks anal pada pasangannya.
Utamanya, kata dia, seks anal bisa merusak sfinter ani, nama dari otot yang melingkari anus dan menjadi pintu keluar dari kotoran pada saluran pencernaan.
"Kalau rusak, itu nanti kalo si wanitanya buang air besar tuh tidak terasa. Jadi selalu basah, selalu kotor celana dalamnya oleh feses," jelasnya saat menjadi bintang tamu di acara Hotman Paris Show, dikutip dari TikTok @dokter.pasutri.
Terlebih, lanjut dia, jika seks anal dilakukan dengan terpaksa oleh pasangan. Risiko rusaknya area tersebut maka bisa menjadi lebih besar dibandingkan mereka yang melakukannya dengan cara santai dan menikmati.
"Nah kalau dia dari awalnya sudah tidak menikmati dan terpaksa, tubuhnya tuh juga sudah menolak, makanya krn dia menolak mungkin terjadi lukanya itu bisa lebih besar dibanding orang yang enjoy," pungkas dia.
Selain rusaknya sfinter ani, lanjut dr Boyke, karena pembuluh darah di sekitar anus cukup banyak, seks anal juga bisa menularkan berbagai penyakit seperti Hepatitis C, HIV, infeksi kelamin dan penyakit-penyakit lainnya.
Bahaya juga mengintai bagi pasangan yang nekat melakukan berhubungan seks saat wanita sedang menstruasi. Mengingat pada periode tersebut, area Miss V yang sedang bertumpuk virus akan membawanya kembali melalui darah dan menyentuh sel telur.
Ia memperingatkan, dalam berhubungan seksual, setiap orang harus memperhatikan bahaya kesehatan yang mengancam, tidak semata-mata memikirkan kenikmatannya saja.