Suara.com - Polemik rumah tangga antara Virgoun dan Inara Rusli karena adanya perselingkuhan masih menjadi buah bibir warganet. Apalagi setelah melihat tindakan Inara yang seakan impulsif untuk melindungi suaminya.
Awal mula kekisruhan ini dimulai dari Inara Ruli yang berani membeberkan boroknya perselingkuhan yang dilakukan sang suami, Virgoun. Ia mengunggah bukti percakapan dan potret Virgoun bersama seorang wanita yang diduga selingkuhannya.
Hujatan demi hujatan silih berganti menyudutkan Virgoun diberbagai linimasa. Namun, Inara justru seakan melindungi suaminya. Padahal, yang memantik perseteruan tersebut berawal dari unggahannya sendiri.
“Anggap dia gak sengaja nyebar aib suaminya, kurasa itu juga her ig stories cuma tindakan impulsif dia yang mungkin akan disesalinya, tapi since si Virgoun ini public figure, istrinya harusnya sadar kalo scandal rumah tangganya udah jadi konsumsi publik,” ungkap salah satu pengguna Twitter, dikutip pada Rabu (26/4/2023).
Melihat Inara terlihat berusaha melindungi suaminya seakan menandakan adanya toxic relationship.
“W sih ngerasa ini istri butuh rehat dari socmed dulu dan konsul ke ahli, soalnya w ngerasa ini lakinya toxic abis ampe bisa bikin istrinya ngerasa lakinya masih pantes dibela setelah si istri diselingkuhin berkali kali,” timpal pengguna lain.
Alasan Seseorang Sulit Lepas dari Toxic Relationship
Seperti dilansir dari laman Verywellmind, toxic relationship adalah hubungan yang berbahaya dan sebagai akibatnya dapat mengganggu kesehatan mental korbannya. Toxic relationship biasanya ditandai dengan perilaku posesif dan mengendalikan pasangannya.
Marni Feuerman, LCSW, LMFT sebagai pekerja sosial sekaligus terapis pernikahan dan keluarga menuturkan, seseorang yang sulit lepas dari toxic relationship merasa terjebak secara finansial atau khawatir tentang anak-anak mereka.
Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang memicu seseorang terjebak di toxic relationship sebagai berikut:
Ketakutan: Dalam toxic relationship, satu pasangan cenderung sangat manipulatif yang melibatkan ancaman fisik, emosional atau finansial. Akibatnya, korban mungkin takut meninggalkan pasangannya.
Cinta: Tak menutup kemungkinan masih ada perasaan cinta yang bertahan lama sehingga membuatnya memilih untuk bertahan dalam satu hubungan.
Finansial: Apabila hanya pasangannya yang berkontribusi besar soal keuangan, hal ini dapat mempersulit kebutuhan yang diperlukan setelah memutuskan untuk pergi karena keuangan yang dimiliki korban belum stabil.
Malu: Banyak orang yang menyembunyikan kondisi hubungan yang dijalani dari kerabat, teman dan keluarga mereka. Akibatnya, mereka lebih memilih untuk memendam dan menderita karena terlalu malu untuk meminta bantuan
Kodependen: Sulit untuk melepaskan diri dari dinamika hubungan yang tidak seimbang. Di mana satu orang bertindak sebagai pemberi secara konsisten yang membuat korbannya menjadi ketergantungan.
Shilvia Restu Dwicahyani