Suara.com - Daerah Padang, Sumatera Barat dilanda gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,9 pada Selasa (25/4) dini hari pukul 03.57 WIB. Kejadian itu sempat membuat warga sekitar panik hingga mengungsi ke daratan tinggi.
Untungnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak pukul 05.17 WIB. Meski begitu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta warga tetap waspada dengan potensi adanya gempa susulan.
"Insya Allah kondisi aman, tetap tenang, namun waspada karena saat ini yang dikhawatirkan bukan lagi tsunami, namun masih ada kemungkinan gempa susulan yang semakin lemah," kata Diwkorita saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/4/2023).
Bencana alam memang kerap tidak bisa diprediksi. Lazimnya musibah identik dengan hal-hal buruk yang merugikan manusia.
Baca Juga: BMKG Akhiri Peringatan Dini Tsunami Usai Mentawai Diguncang Gempa M 7,3
Meski begitu, musibah tidak harus selalu membuat seseorang jadi terpuruk dan selalu sedih. Dalam ajaran Islam, Rasulullah mengajarkan, saat tertimpa musibah agar membaca doa berikut ini:
Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji‘un. Allâhumma ajirnî fî mushîbatî wa akhlif lî khairan minhâ. “
Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.
Dikutip dari situs NU Online, dalam hadits Shahih Muslim disebutkan bahwa barangsiapa membaca doa tersebut, niscaya Allah akan memberinya pahala di balik musibah tersebut dan memberinya ganti yang lebih baik daripadanya.
Musibah, meski berwujud dalam satu bentuk, bisa dimaknai dalam berbagai sudut pandang. Musibah dapat diartikan sebagai adzab atau peringatan atau sebagai ujian atau cobaan.
Baca Juga: Peringatan Tsunami Dicabut, Warga Padang Kembali Ke Rumah Usai Gempa Mentawai M 6,9
Cara memahami musibah dari perspektif pertama ini lebih utama karena dapat menimbulkan introspeksi (muhasabah), yang mendorong manusia mengoreksi kekurangan-kekurangannya lalu berusaha memperbaiki diri.
Juga tentang ajaran bahwa segenap musibah tak ada yang sia-sia, bahkan bisa berpahala, bila si penerima musibah mampu menyikapinya secara tepat. Doa tersebut juga mengandung optimisme, ditandai dengan harapan kepada Tuhan akan karunia pengganti yang lebih baik.