Suara.com - Denise Chariesta harus menangis tersedu-sedu karena ditinggal seorang diri, apakah hal tersebut juga dikarenakan adanya perubahan hormon kehamilan?
Seperti yang sudah diketahui publik, Denise Chariesta sedang mengandung buah cintanya. Namun nelangsa bagi Denise, di usia kehamilannya yang masih muda, ia justru ditinggalkan oleh ayah dari janin yang sedang ia kandung.
“Liat gua pulang hamil gini, dianya (mantan kekasih Denise) gak ada, sedih gua liatnya,” tutur Denise sambil menangis pada unggahan video di kanal YouTube pribadinya, dikutip pada Jumat (21/4/2023).
Tidak hanya harus berjuang sendiri sebagai single mom, Denise lagi-lagi harus ditimpa kesedihan karena harus ditinggalkan asisten rumah tangganya untuk mudik selama dua minggu.
Baca Juga: Sempat Dekat Dengan RD, Denise Chariesta Hamil: JK Tidak Mau Tanggung Jawab dan Ancam Sebar Foto Ini
Saat ART nya yang bernama Mbak Wati berpamitan, Denise kembali menangis sampai tersedu-sedu karena harus ditinggalkan seorang diri di rumah dan hanya ditemani dua anjing peliharaannya.
“Ibu di rumah jaga kesehatan, jangan sedih kasihan dede bayinya. Ibu harus semangat ibu gak boleh begitu (menangis). Aku pamit dulu ya bu, pulang,” ungkap asisten rumah tangganya dan langsung memeluk Denise yang menangis.
Melihat reaksi Denise yang langsung menangis pun membuat netizen langsung memberikan semangat. Mengingat Denise yang sedang hamil, sehingga hal tersebut adalah normal terjadi.
“Denis pas hamil pembawaannya cepat mewek, kasihan banget yang kuat denis ayo semangat badai pasti berlalu,” tulis komentar warganet.
“Emang yah kalau lagi hamil bawaannya cepet mewek, sehat terus buat ka dennis dan debaynya, buat bumil yang lain juga,” timpal pengguna lain.
Dilansir dari laman Halodoc, ibu hamil memang akan menjadi lebih sensitif yang membuatnya mudah menangis.
Kondisi ini dinilai akibat jumlah hormon pada tubuh mengalami naik-turun (fluktuatif) yang menyebabkan perubahan bahan kimia otak yang mengatur suasana hati.
Perubahan suasana hati sampai menangis pada ibu hamil adalah hal yang normal. Terlebih di trimester pertama saat hormon sedang naik-naiknya. Dimana hormon estrogen dan progesteron yang bertanggung jawab atas suasana hati kadarnya lebih tinggi. Alhasil, ibu hamil cenderung mudah merasa sedih.
Kendati begitu, disampaikan dr. Saddam Ismail di kanal YouTube pribadinya pada 11 Oktober 2021 lalu, terlalu sering menangis juga tidak baik karena dapat berdampak langsung bagi janin yang sedang dikandung. Juga kesehatan dirinya sendiri.
“Kalau ibu hamil rutin menangis ya stres, itu nanti ada hormon stres yang dihasilkan oleh tubuh ibu. Hormon stres tadi bisa ditransfer ke plasenta yang akhirnya diterima oleh bayinya. Jadi bayinya ikut mendapatkan dampak negatif,” ujarnya, dikutip pada Jumat (21/4/2023).
Dokter Saddam pun menjabarkan beberapa dampak buruk bagi ibu hamil yang menangis berkepanjangan karena stres atau adanya tekanan. Diantaranya:
Dehidrasi
Janin kurang nutrisi
Ibu kekurangan energi
Risiko keguguran atau bayi lahir prematur
Mengganggu perkembangan saraf bayi
Ibu mengalami depresi
Meningkatkan risiko gangguan kecerdasan pada anak
Maka dari itu ibu hamil dianjurkan untuk bisa mengelola suasana hati dan pikiran lebih terkontrol. Demikian juga bagi orang-orang di sekitarnya untuk selalu memberikan support dan kasih sayang agar ibu hamil selalu merasa senang.
Shilvia Restu Dwicahyani